Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang masih tidak paham bahwa batuk yang diderita merupakan manifestasi dari penyakit tuberkulosis atau TB yang dideritanya. Sepertiga orang di Indonesia ternyata masih menganggap kalau batuk yang dialaminya batuk biasa. Ini menjadi salah satu tantangan pemerintah dalam penanganan penyakit satu ini.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama saat peringatan Hari TB Sedunia di Puri Denpasar Hotel, Jakarta, ditulis Senin (24/3/2014).
"Tantangan utama pengendalian TB di Indonesia salah satunya adalah masih banyaknya orang yang menganggap batuk lebih dari dua minggu itu batuk biasa. Maka itu penjelasan tentang gejala TB yang batuk berdahak lama itu tetap penting," jelas Tjandra.
Selain itu, Tjandra mengatakan, bukan tidak mungkin kalau TB ditemukan secara dini. Karena nanti semakin canggih alat, TB bisa ditemukan lebih cepat. Tapi masih ada hal lain yang menjadi tantangan pengendalian TB menurut Tjandra yaitu:
- Mayoritas pemberi layanan swasta belum menerapkan Pedoman Nasional pengendalian TB
- Angka putus berobat yang tinggi di RS dan sektor swasta yang terlalu tinggi (20-40 persen).
- Ancaman dari epidemi ganda seperti TB dan HIV serta TB dan Diabetes Melitus (DM)
- Ekspansi program TB masih tergantung donor eksternal (60 persen)
Berdasar Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, disebutkan bahwa TB merupakan penyebab kematian nomor 4 di perkotaan setelah stroke, diabetes dan hipertensi dan nomor 2 di pedesaan setelah stroke.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.