Kekerasan anak (Foto : Google) ANAK sekolah melakukan tawuran sering kita temui. Apakah ini kesalahan orangtua atau peran pendidik di sekolah yang kurang peduli dan perhatian terhadap siswanya? Dr. Arief Rahman, M.Pd, selaku psikolog dan pengamat pendidikan di Indonesia memberikan masukan tentang hal tersebut.
Menurutnya, kasus kekerasan yang dilakukan anak-anak, tawuran hingga pelecehan yang terjadi saat ini dikarenakan berkurangnya jadwal inspeksi mendadak di sekolah. Anak-anak merasa leluasa membawa senjata tajam untuk mengancam orang lain yang berani mengusiknya.
"Ini karena kurangnya razia di sekolah, dulu itu sepekan sekali ada razia. Sekarang saya pikir sudah jarang, bahkan tidak. Dari situlah anak-anak merasa leluasa membawa barang-barang yang tidak sepatutnya dibawa ke sekolah," jelasnya kepada Okezone lewat sambungan telefon, Selasa (6/5/2014).
Selanjutnya, dia menambahkan, pendidikan yang ada selama ini kurang sempurna kurikulumnya. Oleh sebab itu, dia mengimbau untuk kembali disempurnakan seperti sediakala dan pendidikan soal moral tata krama dan kebudayaan wajib diperbanyak agar anak Indonesia memiliki perilaku seperti nenek moyang yang ramah dan santun.
"Dulu orang Indonesia itu dikenal dengan keramahannya, menjunjung tinggi sopan santun, saling membantu dan bisa meredam emosi. Tapi karena berkurangnya nilai-nilai luhur tentang hal tersebut, anak-anak Indonesia seperti tidak punya pegangan dalam bersikap dan berkomunikasi yang baik dengan lawan bicara," tutupnya.
(tty)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.