Jakarta, Tak banyak yang menyadari, hari Minggu pertama bulan Mei adalah Hari Tertawa Sedunia atau World Laughter Day. Banyak manfaat yang bisa didapat dengan merayakannya, di antaranya untuk melampiaskan stres dan penat.
Perayaan Hari Tertawa Sedunia di Jakarta bisa dijumpai di arena Car Free Day, tepatnya di sekitar bundaran Hotel Indonesia. Tidak banyak pesertanya, hanya 2 relawan dari Republik Aeng-aeng yang berdiri dengan membentangkan poster bergambar tokoh-tokoh lucu dari dunia pewayangan, yakni para punokawan.
"Kami di sini mengajak orang-orang untuk tertawa. Tidak ada tujuan khusus, hanya melepas stres saja ha ha ha," kata Dwi Setyo, salah seorang relawan Republik Aeng-aeng, ditemui di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014).
Sebagian pengunjung car free day yang melintas hanya tersenyum menanggapi ajakan Dwi untuk tertawa. Pengunjung yang melintas bersama rombongan biasanya ikut terbahak. Namun jika hanya melintas sendirian, kebanyakan pengunjung sungkan untuk ikut-ikutan terbahak begitu saja, tanpa ada bahan yang benar-benar lucu untuk ditertawakan.
Berbagai penelitian memang membuktikan, tertawa bisa menjadi obat mujarab untuk mengatasi ketegangan pikiran. Bila tidak diredakan, stres secara mental bisa berdampak pada kesehatan fisik. Penyakit-penyakit kronis seperti gangguan jantung, dan bahkan kanker bisa muncul hanya karena stres jika sebelumnya sudah ada faktor risiko lainnya.
Penelusuran detikHealth menunjukkan, Hari Tertawa Sedunia pertama kali diperingati tahun 1998 di Mumbai India, oleh seorang pendiri gerakan yoga tertawa, Dr Madan Kataria. Selanjutnya, Hari Tertawa Sedunia diperingati setiap hari Minggu pertama di bulan Mei.
(up/vit)