Jakarta, Meskipun kandungan Monosodium glutamat (MSG) disebut dapat merusak jaringan otak dan membuat kemampuan konsentrasi menurun, bukan berarti penggunaan bumbu penyedap dilarang sama sekali. Lantas seberapa banyak penggunaannya untuk masuk ke dalam kategori 'aman'?
Dijelaskan oleh Rita Ramayulis, DCN, MKes, bahwa berbagai penelitian menjelaskan bahwa glutamat yang dikonsumsi dalam keadaan terikat dengan makanan lain akan lebih lama dimetabolisme oleh tubuh, sehingga tidak berisiko menimbulkan efek negatif.
Jika bumbu penyedap digunakan dalam masakan sehari-hari, Rita menegaskan tidak lantas akan membuat anak menjadi bodoh seperti yang sering dikhawatirkan oleh para ibu.
"Yang membuatnya berbahaya adalah jika si anak mendapatkannya dari jajanan di luar sekolah, karena penggunaan MSG-nya sangat tinggi. MSG sebenarnya termasuk bahan tambahan pangan atau BTP yang diperbolehkan. Tapi ya itu, selama digunakannya tidak berlebihan," pungkas Rita.
Penggunaan MSG atau bumbu penyedap yang disarankan oleh Rita adalah maksimal seperempat sendok teh dalam setiap penggunaannya.
"Misalnya mau masak untuk 5 orang, pakai seujung atau sekitar seperempat sendok teh masih boleh. Itu kan berarti sekitar setengah gram, tidak berbahaya kalau penggunaannya sebanyak itu," terang dosen jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Jakarta II tersebut kepada detikHealth dan ditulis pada Senin (26/5/2014).
Jurnal Nutritional Science tahun 2000 menjelaskan bahwa asam glutamat dalam darah meningkat setelah seseorang mengonsumsi MSG 30 mg/kg BB/hari.
(ajg/up)