Jakarta, Masih banyak orang tua yang menganggap bayi lahir besar dengan bobot lebih dari 4 kg adalah bayi yang sehat. Sebaiknya jangan keburu senang dulu jika bayi lahir dengan bobot berlebihan, sebab saat dewasa berisiko mengalami obesitas dan menderita berbagai penyakit berbahaya seperti diabetes dan serangan jantung.
"Kalau zaman dulu, punya anak gemuk itu bangga. Bahkan ada lomba balita sehat. Kehamilan itu kan dari janin dari bayi sebenarnya bisa dicegah obesitas itu," Hj. Titi Sari Renowati, SKM, MScPH, dalam acara Jakarta Conference 'Fight Obesity', di Auditorium Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (3/5/2014).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2007, prevalensi nasional obesitas untuk dewasa, pada perempuan dan laki-laki masing-masing adalah sebesar 23,8 persen dan 13,9 persen. Prevalensi tersebut meningkat pada Riskesdas tahun 2010 dan lebih meningkat lagi pada Riskesdas tahun 2013, yaitu prevalensi perempuan obesitas dari 26,9 persen meningkat menjadi 32,9 persen. Lalu pada laki-laki dari 16,3 persen meningkat menjadi 19,7 persen.
Obesitas sebenarnya bisa dicegah sejak masa kanak-kanak. Tentunya upaya pencegahan ini membutuhkan bantuan dari para orang tua.
"Ada ibu yang melahirkan di atas 4 kg, itu sudah potensi mendapatkan diabetes melitus. Kalau sudah di atas 4 kg, harus ada semacam tindakan bagaimana dicegah jangan sampai semakin gemuk dan mudah untuk diabetes," kata Kepala Subdit Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik Kementerian Kesehatan tersebut.
Menurutnya, edukasi para orang tua, dokter, bidan, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah obesitas sejak dini. Sehingga, begitu bayi lahir dengan berat badan di atas normal, dokter ataupun bidan bisa membantu mengedukasi para orang tua untuk mencegah obesitas pada anak sejak dini.
(vit/vit)