Kelompok yang terdiri dari siswa SMP hingga Mahasiswa ini memainkan peran sebagai rakyat jelata, pedagang jamu dan pedagang sayur. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)
Liputan6.com, Jakarta Banyak wanita memilih untuk tidak mengonsumsi jamu karena takut mengganggu kesuburannya. Benarkah jamu mengganggu kesuburan perempuan?
Menanggapi hal ini, Wulan Tilaar, Vice Chairman Martha Tilaar Group memiliki jawaban sendiri. Baginya, tidak tepat bila wanita menyamaratakan suatu ketidakcocokan pada dirinya ke orang lain. Belum tentu, jamu yang tidak dicocok di diri si A, bakal sama bila diberikan ke si B.
"Saya tidak dapat memberikan penjelasan secara medis. Hanya saja, belum tentu yang tidak cocok di diri si A, bakal tidak cocok juga di si B. Mitos seperti ini, seharusnya dicari dulu kebenarannya," kata Wulan saat bertandang ke Redaksi Health Liputan6.com, ditulis Minggu (4/5/2014)
Berkaca pada apa yang pernah dialami sang bunda, Martha Tilaar (76 tahun), jelas Wulan menyangkal bahwa jamu dapat mengganggu kesuburan seorang wanita. Sebab, setelah divonis tidak dapat memiliki momongan, Martha Tilaar dapat hamil dan melahirkan si jabang bayi ke dunia saat berusia 45 tahun. Itu semua berkat campur tangan Tuhan dan rutin mengonsumsi jamu.
"Ibu itu sempat divonis mandul sama empat orang dokter. Awalnya pasrah. Tapi, setelah berusaha dan juga rajin minum jamu, di usia yang terbilang tidak muda ya, 45 tahun, tapi beliau bisa hamil dan memiliki anak," kata Wulan menambahkan.
Dalam sebuah kesempatan di bulan Februari 2013, Martha Tilaar berbagi kisahnya pada Health Liputan6.com di ladang jamu miliknya. Dengan penuh semangat, Martha menceritakan sempat meminta pada sang suami untuk memiliki istri kedua agar dapat dikaruniai momongan. [Baca: Kisah Perjuangan Martha Tilaar Punya Anak Setelah Divonis Mandul]
"Aku bilang ke suami, 'Pa, aku pre menopause. Jadi, kalau kamu mau kawin lagi, silakan'. Gampang banget ngomongnya. Tapi, hatiku teriris-iris," kata Martha menceritakan saat itu.
Beruntung, Martha memiliki suami seorang Profesor, yang sangat mengerti keadaan istrinya. Mendengar ucapan sang istri yang telah dinikahinya selama bertahun-tahun, H.A.R Tilaar hanya dapat menggandeng tangan istri tercinta untuk menunjukan bahwa sebenarnya ia telah memiliki istri kedua dan jumlahnya tidak hanya satu.
"Dia menuntun saya ke perpustakaannya, dan menunjukkan buku-bukunya sebagai istri keduanya," kata Martha menambahkan.
Beragam cara dilakukan Martha agar dapat mewujudkan mimpi memiliki momongan. Memiliki peranakan yang sudah menciut, Martha pun melakukan perawatan hampir 3,5 tahun. Selain itu, ia juga menguatkan ibadah dan berdoa, serta tidak lupa mengonsumsi jamu. Menurut Martha, jamu itu murah dan meriah.
Siapa sangka, berkat perjuangan dan ketuguhannya dalam berobat, Martha dapat menggendong bayi saat berusia 45 tahun. Dan di usianya kini, ke-empat anaknya besar dan telah menjadi sosok yang sukses.
"Sudah 45 tahun, sudah oma-oma, melahirkan. Melahirkan anak-anak yang sehat pula," kata Martha. (Adt/Igw)
(Igw)