Liputan6.com, Jakarta Jakarta International School (JIS) adalahsalah satu sekolah yang tingkat keamanannya super ketat. Tak kurang ada 400 CCTV yang tersebar di sekolah itu. Tapi kenapa JIS masih kebobolan kasus pelecehan seksual untuk sekolah TK?
Psikolog Tika Bisono menyayangkan masih terjadi terjadi kasus-kasus `mengerikan` di sekolah bertaraf Internasional.
"Di sekolah Internasional, setahu saya parno banget soal yang berbau safety (keamanan). Apalagi CCTV di JIS itu ada 400, minus di kamar mandi," kata Tika dalam acara `Dompet Dhuafa dan GNOTA: Move On untuk Pendidikan Anak Indonesia` di Blok M Plaza, Jakarta, ditulis Minggu (4/5/2014)
Jika keamanan sudah super ketat dengan pemasangan CCTV yang banyak, Tika melihat faktor SDM (pekerja) yang membuat sekolah tidak terlalu perhatian.
Menurutnya, di sebuah perusahaan memiliki sendiri departemen yang mengurus keamanan dan pengawasan. Di dalamnya menyangkut logistik, sumber daya manusia (SDM), dan manajemen SOP.
Melihat kasus yang terjadi di JIS, bisa jadi faktor keamanan dan pengawasan yang diterapkan di sana bermasalah dengan SDM. "SDM ini adalah penjaga kebersihannya. Mereka ini yang dianggap aspek keselamatan, karena dia yang jaga anak-anak itu," kata Tika menambahkan.
Masing-masing perusahaan memiliki cara sendiri dalam hal faktor keamanan dan pengawasan. Kalau para penjaga kebersihan ini dianggap sebagai faktor keamanan itu, maka JIS sudah menerapkannya.
"Jadi, ketika si anak-anak ini mau ke kamar mandi, maka guru akan mengantarkannya tidak sampai ke kamar mandi. Karena tahu sudah ada penjaganya," kata Tika menjelaskan.
Bagaimana pun, pengawasan yang ada di JIS patut dihargai. Belum tentu pengawasan serupa diterapkan di sekolah lainnya. Hanya saja, JIS kebobolan dalam meletakkan orang yang menjadi faktor pengawasan itu. (Adt/Igw)
(Igw)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.