Jakarta, Munculnya bakteri Mycobacterium tuberculosis jenis baru membuat penyakit tuberculosis (TB) kini sulit untuk disembuhkan. Penyakit yang disebut extensively drug-resistant tuberculosis (XDR-TB) kini menjadi ancaman global setelah diketahui menyebar di 92 negara.
Berbeda dari TB biasa, XDR-TB memiliki resistansi tinggi terhadap obat-obatan sehingga untuk mengobatinya memakan waktu yang sangat lama dan juga membutuhkan alternatif obat lain yang memiliki efek samping lebih besar.
Mario Raviglione, Direktur Program Tuberkulosis Global di World Health Organization (WHO) mengatakan munculnya XDR-TB adalah masalah internasional yang harus dihadapi serius oleh tiap negara.
"TB bersaing dengan HIV dan AIDS sebagai pembunuh nomor satu di antara penyakit menular. Di dunia ada sekitar 450.000 kasus TB yang resistan terhadap obat setiap tahun. Yang menakutkannya adalah pilihan obat yang tersedia untuk menangani TB semakin sedikit, dan banyak di antara obat-obatan tersebut beracun," ucap Raviglione seperti dikutip dari CNN, Rabu (2/7/2014).
Russia, India, China, dan Afrika Selatan adalah negara dengan jumlah kasus XDR-TB terbanyak. Hampir 60 persen kasus XDR-TB di dunia ada pada negara tersebut.
Raviglione khususnya sangat prihatin terhadap kasus XDR-TB di Afrika Selatan. Pasalnya Afrika Selatan juga memiliki kasus human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome yang tinggi.
"Hal ini paling membuat kami takut karena di Afrika Selatan ada banyak HIV. XDR-TB dapat meledak penyebarannya di sana karena kemampuan HIV untuk menekan sistem kekebalan tubuh manusia memungkinkan bakteri dengan mudah mengambil alih tubuh," kata Raviglione.
Berkaitan dengan itu, WHO menerapkan strategi untuk menargetkan negara-negara dengan risiko penyebaran tertinggi dan memperbaiki diagnosis dan pengobatan penyakit TB yang resistan terhadap obat di negara tersebut. Pasien harus menjalani pengobatan untuk setidaknya dua tahun, dan penting bagi pasien untuk tetap menjalankan pengobatan sampai selesai.
(up/up)