Jakarta, Dokter bersikukuh memberikan pengobatan melulu dari pengobatan medis. Sedangkan pasien mencari-cari pengobatan dari alam untuk menyembuhkan penyakitnya, misalnya dengan memanfaatkan kunir putih. Saat hal ini terjadi, sudah bukan saatnya lagi terjadi kontradiksi.
Saat ini dokter sudah harus mendengarkan dan bekerja sama dengan pasien terkait cara melakukan penyembuhan penyakit selain medis. Cara itu disebut Complementary and alternative medicine (CAM) yang artinya segala bentuk upaya diagnosis pencegahan dan pengobatan yang dilakukan di luar atau bersamaan dengan terapi konvensional.
"Sudah waktunya dokter dan masyarakat menyamakan persepsi. Misalnya, penderita kanker yang melakukan upaya pengobatan lain selain kemoterapi dan pengobatan medis. Dokter harus mendukung pengobatan lain, asalkan isi obat sesuai yang dibutuhkan pasien. Semisal tulang rawan ikan hiu dan lain-lain," kata Prof Dr Boediwarsono SpPD-KHOM kepada detikcom, Senin (12/5/2014).
Dia menjelaskan obat-obatan pasien kanker atau penyakit generatif lainnya sejak 15 tahun lalu sudah menggunakan pengobatan non-medis. Seperti tulang rawan ikan hiu, ganggang, kunir putih, antioksidan, tusuk jarum, hipnoteraphy dan lain-lain. Hal ini bukan karena pasien kecewa dengan pengobatan medis, melainkan pasien mencari upaya kesembuhan dengan lebih maksimal.
"Pasien-pasien seperti ini harus dirangkul dan justru harus diberi pengertian agar tidak malah terjerumus minum obat lain. Yang penting obat yang terkandung aman dikonsumsi," tambah pria yang berpraktik di RSU dr Soetomo Surabaya.
Prof Boediwarsono menambahkan selain kanker, penyakit yang menggunakan cara CAM yakni penyakit degeneratif. Seperti stroke, jantung, asam urat, kolesterol, jantung koroner dan lain-lain.
"Yang terpenting harus tahu isinya, membaca leafleat, sudah ada penelitian, diakui depkes atau BPOM. Sebab cara pengobatan CAM ini bisa dilakukan secara terus menerus, sedangkan pengobatan secara medis ada batasnya," tegasnya.
Di Indonesia, cara-cara pengobatan komplementer yang banyak digunakan yakni biologically based therapies, massage, akupuntur. Dan yang baru dilakukan yakni terapi ozon.
"Jadi para dokter saat ini berusahalah berpikir kemungkinan memberi pengobatan komplementer terutama bila si pasien menghendaki. Tentu saja harus sesuai dengan kode etik dan memberikan suport dengan baik," tandasnya.
Untuk menyamakan persepsi antara dokter dan masyarakat dengan cara CAM ini pihaknya menggelar workshop dan simposium bertema 'Integrative Medicine for Increasing Quality for Live' di Empire Palace Surabaya, mulai 16 hingga 18 Mei 2014.
(fat/vit)