Jakarta, Dulu saat masih duduk di bangku SMP, Andri Sobari alias Emon (24), pernah disodomi oleh kawan bermainnya. Namun bertahun-tahun kemudian, Emon yang dulunya korban sodomi, kini berubah menjadi pelaku sodomi. Tak tanggung-tanggung, korbannya sudah lebih dari 70 anak. Apa yang dialami Emon di masa kecil rupanya pernah dialami oleh Zainal, salah satu tersangka kasus sodomi bocah TK di Jakarta International School.
Pengakuan Zainal, ketika dia berusia 5 tahun pernah disodomi di lingkungannya. Lalu saat usianya 14 tahun, dia juga pernah disodomi di Bundaran Pondok Indah oleh pria kulit putih yang diidentifikasi sebagai William James Vahey. Nah, mengapa orang yang dulunya korban kemudian bisa berubah menjadi pelaku?
"Ini biasanya banyak hubungan dengan lingkungan dia, jadi mempengaruhi kejiwaaan dia. Kasus sodomi kan umumnya terjadi pada anak jalanan yang rentan. Lalu kenapa dia bisa melakukan ke orang lain juga? Ini ada beberapa hal yang bisa menjelaskan," terang psikiater dr Elly Ingkriwang, SpKJ, dalam perbincangan dengan detikHealth, Senin (5/5/2014).
Alasan pertama, pelaku yang dulu menjadi korban sodomi sedang dengan kegiatan itu. Kalau seseorang senang dan enak melakukan suatu kegiatan, tentu dia akan terus melakukannya atau terus mengulangi. "Kalau tidak enak tentu tidak akan diulangi," ucap dr Elly.
Emon sendiri mengaku saat pertama kali disodomi merasakan sakit seperti ditusuk-tusuk jarum. Namun setekah itu, dia menjadi ketagihan, dan merasa hasrat seksnya terpenuhi dengan menyodomi orang lain.
Menurut dr Elly, korban bisa menjadi pelaku selain karena menikmati kegiatan tersebut, juga karena yang bersangkutan melihat si pelaku tidak mendapat hukuman apapun. Alhasil dia pun berpikir tindakannya menyodomi anak-anak kecil juga bisa aman, sehingga dia mencoba melakukannya dan terus mengulangi hingga korban mencapai angka di atas 70.
Kedua, karena dendam. Sakit di masa lalu yang tidak tertangani dengan baik dan dipendam sendiri lama-lama mengkristal menjadi dendam. Sehingga anak yang dulunya menjadi korban sodomi kemudian berubah menjadi pelaku.
"Namun saya kira kebanyakan karena senang dan bukan karena dendam. Karena ini biasanya juga terkait dengan lingkungan. Mungkin juga pelaku ingin melakukan hubungan seks dengan perempuan tapi ada halangan, agak susah, belum tentu perempuannya mau juga, jadi dia memilih menyodomi anak kecil," papar dr Elly.
Selain itu, sambung dr Elly, anak itu umumnya tidak berdaya sehingga orang dewasa merasa memiliki otoritas. "Awalnya mungkin dia merasa tidak enak, tapi dia berpikir kok ada orang yang mau melakukannya. Dia lalu mencoba, merasa enak, dan mengulangi. Dia tidak akan pernah memikirkan korbannya, dan akan terus melakukan selama tidak ketahuan.
(vit/up)