Jakarta, Akhir-akhir ini, kasus kekerasan terhadap anak marak terjadi. Contohnya saja kekerasan seksual yang menimpa murid TK di JIS dan bocah kelas 5 SD yang meninggal dunia setelah dibully kakak kelasnya. Sayangnya, kejadian seperti itu baru terendus saat si anak mulai mengalami berbagai keluhan.
Padahal penanganan dini terhadap anak-anak yang mengalami kekerasan dapat dilakukan jika si orang tua lebih peka. Pasalnya, setelah mendapat perlakuan yang membuat dirinya tidak nyaman, seharusnya ada tanda-tanda perubahan pada anak, demikian dikatakan psikolog Anak Vera Itabiliana S.Psi.
"Orang tua harus lebih peka karena biasanya ada perubahan perilaku atau kebiasaan anak. Dia bisa tiba-tiba jadi pendiam, tertutup sama orang lain, murung, atau bahkan malas ke sekolah," tutur Vera saat berbincang dengan detikHealth, Senin (5/5/2014).
Oleh karena itu, menurut Vera orang tua perlu lebih peka pada perubahan anak. Memang agak sulit membuat anak terbuka pada ayah atau ibunya tapi hal itu dapat ditanamkan sejak anak mulai bisa bicara.
"Orang tua perlu menciptakan suasana ngobrol yang hangat, santai dan nggak cuma tanya gimana PR atau nilai anak aja tapi topik-topik yang disenangi anak," lanjut Vera.
Dengan begini, nantinya anak akan merasa nyaman dan tidak canggung bercerita pada orang tuanya jika ia mengalami sesuatu baik yang menyenangkan ataupun membuatnya tidak nyaman di sekolah dan di lingkungan bermainnya.
Jika anak enggan bercerita padahal orang tua melihat ada hal yang tak beres pada buah hatinya, psikolog klinis Veronica Adesla M.Psi menyarankan orang tua untuk memancing anak bercerita lewat hal-hal yang ia sukai, misalnya tokoh favorit si anak.
"Dari situ orang tua bisa memancing tokoh mana sih yang jahat dan harus dibasmi si superhero. Kalau diajak ngobrol terus, lama-lama anak bisa memasukkan apa yang dia alami saat memainkan tokoh idolanya itu," terang wanita yang akrab disapa Vero ini.
(rdn/vit)