Jakarta, Di usia 18-25 tahun, seseorang biasanya akan mengalami tumbuhnya gigi bungsu, yakni gigi geraham yang letaknya di posisi paling belakang rahang. Namun sayang, pada beberapa orang, gigi bungsu ada yang tumbuh dengan posisi tak normal. Haruskah dioperasi?
Dikatakan drg Yulia Prapti dari klinik An-Nur, Setiabudi, Bandung, ada posisi gigi bungsu yang tumbuh tidak dalam posisi berdiri tapi cenderung miring dan mendorong gigi di depannya.
"Pada dasarnya posisi gigi tumbuh itu tergantung faktor genetik. Pas gigi bungu tumbuh, karena dia paling terakhir otomatis gigi lainnya sudah penuh kan," tutur drg Yulia kepada detikHealth saat ditemui di area gedung TransTV, Jl. Kapt Tendean, Jakarta, dan ditulis pada Senin (12/5/2014).
Jika kebetulan rongga mulut yang bersangkutan kecil sedangkan kondisi gigi sudah penuh, maka si gigi bungsu akan tumbuh miring dan berjejal dengan gigi di depannya. drg Yulia menyebutkan kondisi ini bisa terjadi ketika ada kombinasi genetik dari ayah atau ibu.
Bisa saja ukuran rahang mengikuti ayah yaitu kecil tetapi bentuk gigi mengikuti ibu. Sehingga seseorang bisa memiliki rahan kecil dengan gigi berjejal. Nah, jika tumbuh miring, haruskah gigi bungsu diangkat?
"Kalau giginya tumbuh walaupun miring tapi normal dalam artian nggak bikin sakit, ditunda saja dulu operasi untuk ngangkat gigi itu," lanjut drg Yulia.
Efek dari operasi gigi pun bisa menimbulkan tingkat bengkak pada gusi dan pipi yang berbeda. Sebab, operasi pengangkatan gigi sejatinya adalah tindakan bedah yang otomatis bisa menimbulkan trauma. Jika trauma kecil maka tidak menimbulkan bengkak.
Begitu sebaliknya saat trauma yang terjadi besar maka pipi bisa bengkak. Trauma sendiri adalah tingkat kesulitan saat mencabut gigi bungsu dan dipengaruhi kekerasan akar kiki, kedalaman gigi, ukuran gigi, dan derajat kemiringan gigi.
"Habis operasi sebaiknya jangan makan yang keras dululah ya. Bubur atau cereal boleh aja, mau makan nasi juga nggak apa-apa asal pasiennya nyaman. Jus buah sangat dianjurkan," kata drg Yulia.
(rdn/vit)