Jakarta, Ketika anak berusia 9-10 bulan, dia akan mulai belajar berjalan. Sering kali orang tua bertanya-tanya perlukah memberikan baby walker untuk membantu bayinya belajar berjalan?
"Dengan atau tanpa baby walker sebenarnya bayi nantinya bisa berjalan," kata dr Wiyarni Pambudi SpA dalam 'Smart mum media and bloggers gathering-spring/summer catalogue' di SHY Rooftop, Jl Kemang Raya No 83H, Kemang, Jakarta Selatan, dan ditulis pada Jumat (2/5/2014).
Riset tahun 1980-an justru menyebut baby walker memperlambat anak untuk berjalan. Sebab baby walker sebenarnya malah memudahkan anak untuk bergerak, meskipun mereka tidak sepenuhnya berjalan, melainkan hanya sedikit mengayunkan kakinya. Nah, yang seperti inilah yang kemudian membuat kesempatan anak untuk berjalan menjadi lebih lambat.
"Bahayanya anak bisa meluncur sendiri dengan baby walkernya, karena anak tidak punya kemampuan mengerem, sehingga perlu pengawasan orang tuanya," sambung dr Wi.
dr Wi menambahkan tangan ayah dan ibunya sebenarnya bisa menjadi 'alat bantu' bagi bayi untuk berjalan. Jadi tangan bayi dipegang oleh ayah dan ibunya, sembari dibantu dan dibimbing untuk berjalan. Bayi tidak akan malas berjalan jika tidak ada alat yang justru memudahkan mereka bergerak.
Ini sama halnya dengan pemberian dot pada bayi. Sebab dot yang diperkenalkan terlalu awal akan menyebabkan bayi bingung puting saat akan menyusu ke ibunya. Selain itu, bayi yang terlalu lama pakai dot, maka rahangnya bisa lebih maju.
"Menyapih dot lebih sulit ketimbang menyapih menyusui. Sebab saat menyusui kan ada 2 orang yang berkoordinasi," terang dr Wi.
(vit/mer)