TEMPO.CO, Jakarta - Sakit kepala klaster atau cluster headache adalah sakit kepala disertai mata berair dan hidung tersumbat. Sakit kepala ini biasanya menyerang dua hingga tiga jam saat Anda tertidur. Penderita sakit kepala klaster akan merasakan sakit kepala mendadak pada area mata dan separuh sisi kepalanya.
Menurut data dari situs Medical News Today, 8 dari 10 penderita sakit kepala klaster adalah laki-laki. Namun, saat memasuki usia 20 akhir, sakit kepala klaster bisa menyerang siapa saja.
Selain berdasarkan jenis kelamin, keturunan etnis penderita juga bisa jadi penyebab. Menutur data, orang-orang keturunan Afrika dua kali berisiko terserang sakit kepala klaster dibanding lainnya. Sementara itu, 1 dari 20 kasus serangan sakit kepala klaster disebabkan oleh genetik pasien. Para ilmuwan percaya bahwa sakit kepala klaster adalah penyakit turunan.
Para ilmuwan memperkirakan sakit kepala ini muncul karena adanya gangguan pada otak pada bagian hipotalamus. Namun, hampir semua penderita sakit kepala klaster tidak memiliki kelainan otak, berdasarkan hasil tes atau scan pasien.
RINDU P HESTYA | MEDICAL NEWS TODAY
Berita Lain:
Berolahraga untuk Si Gemuk atau Si Kurus
Sindrom Supermom, Ketika Ibu Harus Sempurna
Pemenang Indonesia Fashion Design Competition 2014
Begini Cara Deteksi Kanker Semudah Tes Kehamilan
Solusi Hentikan Gangguan Makan Larut Malam
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.