Jakarta, Atlet sepakbola putri profesional di Iran diwajibkan menjalani pemeriksaan kelamin. Kebijakan ini diambil karena ada beberapa atlet yang ternyata adalah laki-laki, yang belum ganti kelamin karena operasi semacam itu diharamkan.
Bukan hanya berlaku untuk atlet yang berlaga di kompetisi lokal, kebijakan ini juga berlaku untuk pemain tim nasional. Di tim tersebut, belakangan ditemukana ada 4 atlet yang tidak murni perempuan. Sebagian adalah laki-laki, sebagian lagi mengalami gangguan pertumbuhan seksual.
Laki-laki yang kedapatan bergabung dalam tim sepakbola putri profesional dilaporkan belum melakukan operasi ganti kelamin dengan sempurna. Di Iran, operasi semacam itu memang tidak dilegalkan.
Petugas medis yang memeriksa para atlet dalam sesi latihan dan berlaku untuk semua tim yang berlaga di liga utama sepakbola putri Iran. Pemeriksaan dilakukan sebelum teken kontrak, dan yang tidak terbukti sebagai perempuan tidak diizinkan untuk bergabung.
Sejauh ini sudah ada 7 atlet yang dikeluarkan dari liga utama sepakbola putri Iran karena gagal dalam pemeriksaan tersebut.
"Jika mereka bisa menyelesaikan masalahnya lewat operasi dan berada dalam posisi untuk mendapatkan kualifikasi medis yang dibutuhkan, mereka bisa berpartisipasi di sepakbola putri," kata Ahmad Hashemian, kepala komite medis federasi sepakbola Iran, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (10/2/2014).
Di Iran, operasi ganti kelamin yang sebenarnya ilegal biasa dilakukan secara bertahap. Prosedur lengkap berlangsung selama 2 tahun, meliputi serangkaian terapi hormon untuk menyempurnakan pergantian kelamin yang dilakukan lewat operasi.
(up/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.