Jakarta, Dia bukan wanita jadi-jadian ataupun transgender. Wanita ini hanyalah mengidap sindrom ovarium polisistik yang membuatnya memiliki jenggot seperti halnya pria. Alih-alih minder, berjenggot malah membuat wanita ini merasa lebih feminin.
Jenggot muncul di wajah Harnaam Kaur sejak usianya baru 11 tahun. Rambut itu kemudian langsung menyebar dengan cepat ke dada dan kedua lengannya dan kondisi itu tak ayal membuat Harnaam di-bully di sekolah maupun di jalan. Bahkan Harnaam mengaku pernah menerima ancaman kematian dari orang-orang yang tak ia kenal di internet.
Karena malu, saat memasuki usia remaja, Harnaam rajin mencukur jenggot dan rambut yang menutupi tubuhnya hingga dua kali dalam seminggu, termasuk melakukan bleaching. Tapi anehnya, rambut-rambut itu malah kian tebal dan menyebar ke mana-mana.
Akibatnya Harnaam enggan keluar rumah, ia mengaku tak tahan dengan pandangan aneh dari orang lain. Ia bahkan mulai suka menyakiti dirinya sendiri dan sempat terpikir untuk bunuh diri, apalagi gadis asal Slough, Berkshire UK ini kerap mengenakan baju-baju pria agar dapat menutupi rambut di sekujur tubuhnya.
"Saya dibully habis-habisan, di sekolah saya dipanggil 'beardo' dan panggilan lain seperti 'shemale' dan 'sheman'," tandas Harnaam.
Namun ketika usia Harnaam mencapai 16 tahun, segalanya berubah, terutama semenjak ia memutuskan untuk dibaptis menjadi seorang Sikh. Sikh merupakan sebuah agama yang kebanyakan dianut masyarakat Asia Selatan. Agama ini memang melarang umatnya untuk memotong rambut yang tumbuh di tubuh mereka.
Keputusan ini bukannya tak mendapat tentangan dari kedua orang tuanya. "Mereka khawatir saya takkan bisa menikah dan mendapat pekerjaan. Tapi saya ingin membuat keputusan saya untuk hidup saya sendiri. Sudah cukup saya bersembunyi," katanya.Next
(
lil/vit)