Banyak faktor dapat meningkatkan kemampuan baca anak (Foto: specialedpost) USAID menyurvei kemampuan membaca siswa kelas awal dan efektivitas pengelolaan kelas. Hasilnya, secara nasional, tingkat kemampuan membaca anak Indonesia tinggi.
"Namun, masih ada 300.000 anak yang kemampuan bacanya rendah," kata Ester Manurung dari USAID di kantornya, Medan, Sumatera Utara, Selasa (1/7/2014).
Research Triangle Institute (RTI) International, mewakili USAID, bekerjasama dengan Perusahaan Riset di Indonesia, Myriad Research, melansir data bahwa 48 persen dari seluruh siswa fasih membaca dan memahami apa yang dibacanya. Mereka juga siap naik ke kelas tiga. Hanya 5,9 persen dari total anak yang belum dapat membaca. (Baca: Sibuk, Yenny Wahid Tetap Luangkan Waktu untuk Anak)
Di Sumatera, hampir separuh siswa (42 persen) telah lancar membaca dan memahami apa yang dibacanya sedangkan 28 persen anak membaca lebih lambat namun dapat memahami apa yang dibacanya. Sisanya, 30 persen, masih memerlukan tambahan dukungan dalam pembelajaran membaca.
"Karena tiap anak berbeda karakter. Usulan kita ke pemerintah supaya memberikan dukungan pembelajaran berupa bagaimana meningkatkan kemampuan membaca anak. Perlu perlakuan yang berbeda sesuai kebutuhan karakteristik anak," ujar Ester.
Hasil survei USAID juga memerlihatkan sejumlah faktor yang berhubungan secara signifikan dengan tingginya kemampuan membaca anak. Untuk Sumatera, survei membuktikan bahwa siswa yang memiliki akses menggunakan perpustakaan, umpan balik yang diberikan guru secara tertulis terhadap pekerjaan rumah atau tugas sekolah, serta kesempatan berpartisipasi di kelas membuat anak lebih cerdas membaca. (Baca: Pintar, GKR Hayu Hobi Baca di Toko Buku)
Temuan lainnya, di Sumatera terbukti 75 persen siswa yang pernah TK/PAUD memiliki kemampuan membaca lebih baik dibanding yang tidak masuk TK/PAUD. "Survei ini dilakukan terhadap 4.800 siswa kelas 2 di 400 SD dan madrasah ibtida'iyah di empat wilayah, yakni Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya, Jawa dan Bali, Kalimantan-Sulawesi, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur," pungkasnya. (ftr)