Jakarta, Apakah Anda menyukai yoghurt? Jika ya, teruskan kebiasaan baik ini. Studi terbaru ungkapkan adanya manfaat lain jika Anda mengonsumsi yoghurt: menurunkan risiko diabetes.
Studi yang dilakukan terhadap 3.500 warga Inggris ini menyebutkan bahwa mengonsumsi produk fermentasi rendah lemak seperti yoghurt dapat mengurangi perkembangan risiko diabetes tipe 2, jika dibandingkan pada mereka yang tidak mengonsumsinya.
Bukti ini didapat berdasarkan hasil survei kesehatan jangka panjang dari laki-laki dan perempuan yang hidup di daerah timur Norfolk, tentang kebiasaan makan dan minum mereka. Selama 11 tahun rentang studi, 753 orang dalam kelompok memiliki diabetes tipe 2.
Mereka yang mengonsumsi produk susu fermentasi rendah lemak, termasuk yoghurt, risikonya 28 persen lebih rendah untuk terkena diabetes dibandingkan responden lain yang tidak mengonsumsi yoghurt. Ya, responden ini rata-rata mengonsumsi 4,5 porsi (masing-masing sekitar 125 gram) setiap pekan.
Mereka yang menjadikan yoghurt sebagai camilan justru menunjukkan hasil yang lebih memuaskan. Risiko mereka untuk terkena diabetes menurun lagi sebanyak 47 persen, jika dibandingkan mereka yang tak pernah mengonsumsi yoghurt.
Namun ingat, hanya olahan produk susu fermentasi seperti yoghurt rendah lemak saja yang memberikan dampak signifikan. Konsumsi produk susu fermentasi tinggi lemak dan susu saja tidak memberikan dampak yang signifikan.
Meskipun penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal spesialis Diabetologia ini tidak mencari alasan mengapa yoghurt memberikan dampak positif terhadap risiko diabetes, namun salah satu alasannya diduga adalah kandungan bakteri probiotik dan bentuk khusus dari vitamin K yang dikandungnya.
"Banyak bukti lain yang menyebutkan bahwa konsumsi jumlah tinggi makanan tertentu, khususnya makanan dan minuman manis buruk bagi kesehatan. Maka bisa dianggap makanan lain seperti seperti produk fermentasi rendah lemak dan yoghurt bisa baik untuk kesehatan kita," ungkap Dr Nita Forouhi, seorang ahli epidemiologi di University of Cambridge, dikutip dari ABC Australia, Selasa (1/7/2014).
(ajg/up)