Jakarta, Banyak yang sudah mengetahui bahwa stres kronik dapat menyebabkan penyakit jantung. Tetapi bagaimana sebenarnya stres dapat memicu serangan jantung?
Seperti dilansir dari ABC, Selasa (1/7/2014), studi terbaru menunjukkan bahwa stres kronik menyebabkan produksi sel darah putih yang berlebih dapat memperburuk peradangan pada bagian arteri. Menurut jurnal Nature Medicine, penemuan ini dapat menjelaskan bagaimana peningkatan stres beresiko terhadap serangan jantung.
"Sel darah putih penting untuk melawan infeksi dan penyembuhan, tetapi jika Anda mempunyai banyak sel darah putih, atau sel tersebut berada di tempat yang salah, maka bisa menjadi bahaya," imbuh Matthias Nahrendorf dari Harvard Medical School.
Kelebihan sel darah putih dapat menyebabkan adanya gumpalan dalam dinding arteri. Selain itu dapat membatasi aliran darah dan membuat gumpalan tersebut membeku dan menghalangi atau memutuskan sirkulasi darah. Menurutnya, gejala ini seperti gejala para penderita kolesterol dan tekanan darah tinggi serta merokok yang mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Untuk menemukan hubungan antara stres dan serangan jantung tersebut, Matthias Nahrendorf dari Harvard Medical School dan timnya menyelidiki 29 perawat yang bekerja di unit perawatan intensif. Perawat dipilih karena mereka diharuskan untuk bertindak cepat dan memiliki tanggung jawab yang besar dalam menangani keputusan hidup dan mati seseorang. Oleh karena itu lingkungan kerja mereka dapat memicu timbulnya stres kronik.
Dengan membandingkan sampel darah ketika mereka bekerja dengan tidak bekerja, para peneliti menemukan hubungan antara stres dengan sistem imun. Stres mengaktifkan sel induk sumsum tulang, yang menggerakkan produksi berlebih pada sel darah putih atau leukosit.
(up/up)