Jakarta, Momen kebersamaan saat kumpul bersama hari lebaran bisa rusak oleh pertanyaan-pertanyaan sensitif seputar pilihan hidup. Meski ada yang menganggapnya biasa saja, sebagian orang mengalami teror mental saat ditanyai 'kapan kawin?'
Tidak jarang pertanyaan seperti ini membuat orang yang ditanya menjadi stres bahkan takut untuk bertemu dengan keluarga yang jarang ditemui. Tidak semua orang nyaman untuk terbuka menyampaikan alasannya, misalnya karena belum mempunyai pasangan atau memang terpikir untuk menikah.
Memang ada sebagian orang yang menganggap pertanyaan ini sebagai basa-basi untuk membuka topik pembicaraan di antara kerabat yang sudah lama tidak bertemu. Biasanya orang tersebut berasal dari kelompok usia di bawah 25 tahun, yang merasa belum ada keharusan untuk menikah.
Feni (22) misalnya, seorang mahasiswi Antropologi Universitas Indonesia kerap mendapatkan pertanyaan seperti itu dari om atau tantenya. Walaupun begitu, Feni tidak merasa sungkan untuk tetap menemui mereka pada lebaran tahun ini meski pasti akan menjumpai lagi pertanyaan yang sama.
"Saya merasa masih muda dan belum mendesak untuk menikah. Masih menikmati status single, jadi biasanya saya jawab sambil bercanda saja," kata Feni kepada detikHealth, seperti ditulis Senin (28/7/2014).
Begitu pula dengan Diko (22), mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia yang juga mengapat pertanyaan serupa dari om atau tantenya. Dia bahkan sampai hafal dengan template pertanyaan yang akan dimulai dengan "Jadi, sekarang pacarnya siapa?" lalu berlanjut dengan pertanyaan "Jadi kapan kawin?"
Diakui Diko, pertanyaan seperti itu kadang membuatnya malas untuk berkumpul saat silaturahmi. Namun Diko tak mau menanggapi serius pertanyaan ini. Sama seperti Feni, Diko pun lebih memilih menjawab pertanyaan tersebut dengan candaan santai.Next
(
up/up)