Yogyakarta, Kanker serviks uteri atau kanker leher rahim masih menduduki peringkat kedua teratas salah satu penyebab kematian pada perempuan di Indonesia. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) risiko tinggi, hampir dapat dipastikan merupakan penyebab kanker serviks.
Peluang untuk bertahan hidup jika terdeteksi pada stadium awal sebenarnya cukup baik. Sepertiga dari penderita penyakit ini akan tetap meninggal meski sudah menjalani pengobatan, baik yang menjalani operasi maupun radioterapi.
Hal itu diungkapkan Kepala Staf Medik Fungsional Divisi Ginekologi Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta, dr M Soemanadi, SpOG dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Umumnya mereka yang sudah memiliki anak lebih dari tiga dan Indeks Massa Tubuh (IMT) 24 kg/m2. Sebagian besar mereka mengalami anemia dengan kadar haemoglobin dibawah 12 mg/dL," ungkap dr Soemanadi, seperti ditulis Minggu (20/7/2014).
Penelitian dr Soemanadi dilakukan pada 70 pasien penderita kanker serviks uteri stadium awal yang menjalani terapi histerektomi radikal di RS Kanker Dharmais selama tahun 2000-2006. Ditemukan bahwa mereka yang menderita penyakit ini memiliki rerata usia 49 tahun.
Salah satu kesimpulan penting yang ditemukan dalam penelitiannya adalah terdapat hubungan antara tingkat stadium penyakit dengan kejadian kekambuhan. Pasien kanker serviks stadium awal dengan pemeriksaan biomolekular, ekspresi p53 (tumor suppressor gene) positif memiliki risiko lebih dari 2 kali untuk terjadi kekambuhan dibandingkan dengan pasien tanpa ekspresi p53.
Sementara pasien stadium awal dengan ekspresi hTERT (human telomerase reverse transcriptase) negatif memiliki risiko lebih dari 4 kali untuk terjadi kekambuhan.
"Kejadian kekambuhan paling banyak terjadi pada tahun pertama," katanya.
Dia menyarankan perlu digalakkan program nasional yang terintegrasi dan berkesinambungan yang perlu dilakukan oleh Pemerintah dalam upaya pencegahan kanker serviks.
"Rutin menggelar vaksinasi kanker serviks dan deteksi dini pap smear," pungkas Soemanadi.
(bgs/up)