Washington DC, Ketika pertama kali mencoba trekking mengelilingi Greenland di tahun 2012, pria ini merasakan kedua pahanya kram. Belum lagi trauma mental dan ketakutan fisiknya akan roboh di tengah jalan. Namun ia bisa dan ini justru jadi motivasi awal untuk melancarkan keinginannya, trekking keliling dunia.
Dalam perjalanan yang berlangsung selama 28 hari itu, Akshay Nanavati menempuh perjuangan yang luar biasa. Mulai dari makan makanan yang dibekukan, bongkar-pasang tenda hingga menghadapi suhu yang sangat rendah. Bahkan selama lima hari, ia sempat terjebak dalam badai salju.
Namun pria berkebangsaan Amerika itu membuktikan dirinya sukses mengatasi itu semua, meskipun ia pulang dengan bobot turun 9 kg, ditambah frosbite ringan di ujung-ujung jarinya, pergelangan kaki yang bengkak dan hidung yang terbakar matahari.
Yang mencengangkan adalah rencana Nanavati setelah itu. Pebisnis yang juga bekas tentara AL itu mengaku ingin melakukan misi yang sama, yakni berlari dan trekking di seluruh dunia.
Bukan tanpa sebab Nanavati memutuskan untuk melakukan olahraga yang cukup ekstrim ini. Menurutnya, cara ini bisa membantunya menghadapi PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).
"Sepulang bertugas dari Irak, saya didiagnosis mengidap PTSD. Risiko munculnya trauma pada diri saya inilah yang tampaknya mendorong saya untuk lari keliling dunia. Saya hanya ingin menginspirasi diri saya sendiri sehingga hidup saya lebih baik, begitu juga dengan dunia ini," tuturnya kepada CNN seperti dikutip detikHealth, Jumat (4/7/2014).
Nanavati sebenarnya bukanlah pemula di bidang olahraga ekstrim. "Saya mulai lari di usia 18 tahun setelah memulihkan diri dari ketergantungan obat-obatan yang juga membunuh dua sahabat saya. Lari dan aktivitas fisik menjadi jalan hidup saya sejak itu," kisahnya.Next
Foto: CNN
Foto: CNN
Foto: CNN
(
lil/up)