New Delhi, Akibat gaya hidup yang tak sehat, hepatitis menjadi salah satu penyakit momok bagi orang Asia, di samping penyakit jantung dan stroke. Saking banyaknya penderita hepatitis di Asia, kalangan dokter menyebut hepatitis sebagai 'Asian Disease'.
Menurut laporan terbaru WHO South-East Asia Region (WHO-SEARO), penyakit yang disebabkan oleh virus ini tercatat membunuh hampir setengah juta orang tiap tahunnya, terutama di 11 negara yang tergabung dalam WHO-SEARO, antara lain India, Bangladesh, Bhutan, Korea Selatan, Indonesia, Maladewa, Myanmar, Nepal, Sri Lanka, Thailand dan Timor Leste.
"Padahal kematian akibat hepatitis itu sebenarnya bisa dicegah. Tapi karena infeksinya bisa tak terdeteksi selama bertahun-tahun, banyak orang yang tak tahu mereka tengah terinfeksi. Tahu-tahu pengobatannya sudah terlambat," tandas Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Kawasan Asia Tenggara dalam rilisnya kepada wartawan dan ditulis Sabtu (26/7/2014).
Dr Khetapral Singh juga menekankan upaya pencegahan dan pengobatan hepatitis di kawasan ini terganjal berbagai kendala. Ia mencontohkan, sebagian besar negara WHO-SEARO pengobatan untuk hepatitis tidak didistribusikan secara merata.
Di Indonesia sendiri, masih banyak rumah tangga yang tak memiliki jamban atau toilet untuk buang air besar. "Bayangkan saja, ada daerah di dekat Jakarta yang hanya 60 persen warganya memiliki jamban keluarga. Artinya, 40 persennya tidak memiliki jamban, nggak punya WC. Sehingga yang buang air besar sembarangan masih cukup banyak," urai Wakil Menteri Kesehatan, Prof Ali Gufron Mukti.
"Yang harus diantisipasi secara khusus adalah penularan hepatitis B dari ibu ke bayi selama dalam kandungan. Kita juga harus memastikan tiap bayi terlindung dari virus hepatitis B dengan memvaksin mereka sejak baru lahir," tekannya.
Begitu juga sebelum donor darah, tiap lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengatur sistem ini di masing-masing negara diminta untuk selalu melakukan screening pada darah, jaringan dan organ donor agar dapat dipastikan virus hepatitis tidak 'nyantol' dan menjangkit di tubuh resipien atau penerima donor.
(lil/up)