Melbourne, Waspadalah bila Anda rutin bepergian dengan pesawat terbang. Konon moda transportasi yang satu ini dikenal sebagai biangnya flu dan batuk karena sirkulasi udaranya memudahkan virus menyebar di dalam badan pesawat. Namun benarkah seberbahaya itu?
"Memang benar naik pesawat dapat meningkatkan risiko infeksi pernapasan, tapi alasannya bukan seperti yang selama ini kita kira, yaitu sirkulasi udaranya," terang Dr Irani Ratnam seperti dikutip dari ABC Australia, Senin (14/7/2014).
Dokter yang berpraktik di Victorian Infectious Diseases Service, Royal Melbourne tersebut menerangkan tingginya risiko tertular pilek di dalam pesawat justru bukan karena sistem sirkulasi udaranya, melainkan karena para penumpang memadati ruang tertutup, tepat seperti di dalam badan pesawat.
Dari hasil sejumlah studi juga disimpulkan bahwa risiko para pengguna pesawat terbang untuk terserang flu besarnya mencapai 1-3 persen, meskipun angka ini diakui tak bisa dibandingkan dengan persentase risiko flu pada populasi umum.
Setidaknya, Dr Ratnam mewanti-wanti para pengguna pesawat terbang akan cenderung jatuh sakit atau minimal terkena flu bila berada dalam kondisi seperti duduk berdekatan dengan penderita flu, minimal dalam dua baris; berada dalam penerbangan panjang, terutama bila lebih dari 8 jam; atau dalam pesawat yang hampir atau seluruh kursinya terisi penuh.
"Jadi naik pesawat itu tak ada bedanya dengan naik bis atau kereta api, dengan durasi perjalanan yang sama. Begitu juga dengan naik kapal laut," tegasnya.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegah diri Anda tertular flu atau pilek dari penumpang lain? Untuk menjawab hal ini, Dr Ratnam merekomendasikan tiga tips, yaitu:
1. Pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin flu sebelum bepergian, namun upaya ini pun tidak serta-merta melindungi Anda dari segala jenis strain virus atau bakteri penyebab pilek
2. Bila memungkinkan, jaga jarak dengan penumpang lain yang tampaknya kurang enak badan. Begitu pula saat berada di ruang transit.
3. Selalu mencuci tangan, terutama setelah menggunakan toilet, atau gunakan gel disinfektan.
"Dan ingat, kondisi semacam ini tak hanya terjadi saat naik pesawat atau moda transportasi lainnya. Berada dalam satu kantor ber-AC dengan si penyakitan juga dapat meningkatkan risiko infeksi," tutur Dr Ratnam.
(
lil/rdn)