Koleksi unisex Jeny Tjahyawati di JFFF (Foto: Pribadi) DALAM peragaan beberapa waktu yang lalu di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF), para desainer berlomba-lomba untuk memamerkan konsep busana dengan tema alam.
Bekerja sama dengan Indonesia Fashion Week (IFW), JFFF kali ini menampilkan peragaan busana dengan berkonsep Green Movement.
Berawal dari keprihatinan terhadap kerusakan alam, IFW dan JFFF menampilkan konsep busana yang menerjemahkan kondisi alam dan budaya sekarang ini. Salah satu desainer yang berpartisipasi dalam peragaan busana in adalah Jeny Tjahyawati.
Anggota dari Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini membuat desain busana yang tidak biasa. Ia memamerkan lima busana dengan nuansa emas berbahan katun yang melambangkan unsur kerusakan lingkungan di Banjarmasin.
Serta, ia menambahkan pola rumit pada motif dengan printing teknik digital yang di-emboss dengan warna hijau metalik berbahan beludru yang terinspirasi dari warna binatang beracun.
"Keunikan busana saya kali ini, saya buat baju unisex, bisa untuk pria maupun wanita. Celananya pun bisa digunakan bolak-balik, bisa depan dan belakang, jadi lebih hemat," jelas Jeny Tjahyawati kepada Okezone di Mal Kelapa Gading belum lama ini.
Siluet yang dibuat anggota APPMI DKI Jakarta ini adalah hoodie, bolero, tunik, atasan serta celana yang dapat dibolak-balik. Jeny tetap bereksperimen dengan detail pola yang rumit seperti makrame yang dijalin dengan efek tiga dimensi.
Kemudian untuk busana Muslim, desainer yang mempunyai ciri khas busana yang rumit ini menambahkan aksen pada bagian kerudung.
"Untuk kerudungnya saya menggunakan teknik makramE. Sehingga terlihat tidak rumit, bisa untuk dalaman ninja atau masker. Biar praktis," tutup desainer yang mengambil ekstensi di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini. (ren)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda. 
