Jakarta, Berpikiran positif atau positive thinking sering diartikan orang yaitu menghadapi situasi sulit dengan mengambil fokus pada yang baik dalam setiap situasi dan memasang wajah gembira agar tidak terjebak stres. Namun seberapa efektifkah hal tersebut?
Kenyataannya tidak demikian, para ahli mengatakan salah paham tentang arti positive thinking ternyata dapat membawa lebih banyak kerugian daripada manfaatnya.
Saat seseorang menghadapi masa sulit, kalimat penyemangat diri seperti "lihat sisi baiknya" atau "fokus yang baiknya saja" terkadang sering diucapkan. Cara ini dipercaya adalah salah satu cara terbaik untuk meningkatkan kepercayaan diri, menemukan kebahagiaan, dan bahkan mencegah beberapa penyakit mental seperti depresi.
Menurut psikolog dari Universitas Sydney, Anthony Grant, definisi berpikir positif sering disalahpahami. Grant mengatakan bahwa mencoba untuk menjadi optimistis berlebih sangat tidak realistis dan umumnya membuat keadaan menjadi lebih buruk dalam jangka panjang.
"Berpikir positif tidak akan berpengaruh. Ketika orang tidak membiarkan diri mereka untuk berpikir tentang masalah, kesedihan, dan emosi lain selain kebahagiaan, itu tidak akan membantu sama sekali," ujar Grant seperti dikutip dari ABC, Senin (30/6/2014).
Penelitian pada tahun 2009 yang berjudul "Positive Self-Statements Power for Some, Peril for Others" oleh Joanne Wood dan rekannya menunjukkan dampak dari berpikir positif. Studi memperoleh kesimpulan pernyataan diri positif hanya memperbaiki suasana hati dan kesejahteraan pada orang-orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi.
(up/up)