TEMPO.CO, Yogyakarta:--Pemerintah Kota Yogyakarta meminta warganya kian waspada dengan dampak abu kelud yang terus membawa korban jatuh sakit hingga hari ketiga pasca kota diselimuti material vulkanik sejak Jumat (14/2).
Kepala Rumah Sakit Jogja, yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta, Tuty Setyawati mengatakan dampak yang paling diwaspadai saat ini adalah kambuhnya sejumlah penderita asma.
"Dipicu angin, sehingga abu Gunung Kelud dengan partikel sangat halus ini gampang sekali terbang dan terhirup, lalu mendorong penderita asma berjatuhan," kata Tuty kepada Tempo Ahad 16 Februari 2014.
Sejak tiga hari terakhir hujan abu Kelud melanda Kota Yogya, pihak Rumah Sakit Jogja telah menerima sepuluh pasien yang terserang asma. Mereka yang dirawat adalah pasien yang memiliki riwayat asma, dan kemudian terpicu kembali penyakitnya akibat menghirup abu. Pada Ahad (16/2), tiga anak usia bawah sepuluh tahun dirawat di rumah sakit itu setelah asmanya kambuh.
"Karena alergi, lalu kambuh lagi asma itu dan harus dirawat," kata Tuty. Pihak Rumah Sakt Jogja sendiri melakukan penanganan darurat dengan menggunakan peralatan semprot khusus penderita asma, atau nebuliser.
"Di rumah sakit kami sediakan enam nebuliser, tapi seluruh puskesmas juga kami sediakan untuk mempercepat layanan karena jika asma ini kambuh tidak boleh sampai terlambat," kata dia.
Penderita penyakit asma sendiri akan mudah terpicu jika mengalami alergi seperti debu pekat juga kondisi psikologis yang tertekan. "Untuk anak-anak biasanya menghadapi situasi seperti ini juga gampang tertekan, karena diharuskan memakai masker atau dilarang bermain di luar rumah, jadi bisa juga ikut memicu kambuh," kata dia.
Selain memicu penyakit para penderita asma, kandungan abu Kelud yang dominant silica dan kadar besi juga memicu radang mata. "Tapi tidak ada yang sampai serius sejauh ini, dengan tetes mata segera pulih," kata dia.
Sedangkan penderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) menurut Tuty sampai sekarang belum ada laporan yang masuk. Sedangkan kasus kecelakaan yang dipicu abu ini ada lima kasus.
Pantauan Tempo, selang abu Kelud menyelimuti seluruh kawasan Yogya, abu yang menempel di berbagai permukaan jalan, tanaman, dan bangunan tersebut mudah sekali beterbangan ke udara ketika angin berhembus.
Sementara itu, pemerintah kota sampai saat ini terus mengebut pembersihan abu kelud di sejumlah titik utama kawasan. Pemerintah Kota sendiri meminta warga tidak membuang abu kelud ini ke saluran drainase yang dapat memicu penumpukan dan mengganggu saluran air.
"Prioritas kami dari Malioboro sebagai pusat perekonomian, kemudian merata ke seluruh kawasan bersama masyarakat agar cepat hilang abu ini," kata Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti. (Simak info terkini #GunungKelud)
PRIBADI WICAKSONO
Baca juga:
Abu Kelud Menyerbu ke Gerbong Kereta Bisnis
Kunjungi Korban Kelud, Ini Kereta Ani Yudhoyono
Pasca-erupsi Kelud, PT KAI Tidak Tambah Kereta
Warga Yogya Semringah Abu Kelud Diguyur Hujan
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.