NEGARA -negara berpenghasilan rendah segera menghadapi ancaman obesitas dan epidemi diabetes sebagaimana negara berpenghasilan tinggi. Hal itu dikarenakan faktor teknologi, yang membuat mereka jadi menjalani gaya hidup kurang aktif.
Peneliti dari Prospective Urban and Rural Epidemiological, mendata sebanyak 153.996 orang dewasa di 107.599 rumah tangga dari 17 negara, yang dievaluasi mencatat bahwa kondisi kesehatan peserta dan lingkungan rumah mereka tergantung apakah mereka memiliki sebuah televisi, komputer atau mobil.
Studi ini menemukan bahwa, di negara-negara berpenghasilan rendah, apabila seseorang memiliki tiga perangkat tersebut bisa mengakibatkan penurunan 31 persen aktivitas fisik, tingkat 11,7 persen obesitas dan 14,5 persen prevalensi diabetes. Sementara bagi mereka yang tak memiliki tiga perangkat tersebut, tingkat risiko mengalami obesitas hanya 3,4 persen dan tingkat diabetes sebesar 4,7 persen.
Para peneliti mencatat hubungan antara teknologi dan efek kesehatan yang buruk tak sekuat bagi orang-orang di negara-negara berpenghasilan tinggi. Hal itu karena mereka sudah berada pada "dataran tinggi" dan populasi obesitas dan diabetes tipe 2 sudah tinggi .
"Yang saya maksud dari 'dataran tinggi', karena kurangnya menemukan istilah yang lebih baik saja. Itu karena kerusakan akibat dua penyakit itu sudah tinggi di negara berpenghasilan tinggi," kata Dr Scott Lear, seorang anggota fakultas Ilmu Kesehatan di Simon Fraser University, seperti dilansir Foxnews.
(tty)