BILA Anda memerhatikan, banyak orang mengalami obesitas setelah menikah. Sehingga tak jarang muncul pertanyaan di benak orang, sebenarnya apa yang menyebabkan hal itu?
Dalam penelitian yang dipublikasikan jurnal Families, Systems, & Health, ditemukan bahwa pria yang menikah di pertengahan umur 20-an lebih cenderung mengalami kegemukan ketimbang teman-teman yang masih single.
Jerica Berge Ph.D., MPH, dalam studi terbarunya mengatakan bahwa setelah seseorang mengikat komitmen untuk menikah, seseorang mungkin akan kurang memerhatikan penampilannya. Hal itu karena, ia tak akan lagi berusaha menarik perhatian secara romantis lawan pasangan seperti sebelum terikat komitmen.
Akan tetapi, jangan salahkah diri sendiri atau pasangan Anda. Sebab, ada tiga kebiasaan pria yang bisa membuat Anda terhindari dari obesitas dan tetap fit setelah menikah. Mau tahu?
Di bawah ini ada ulasan yang bisa Anda jadikan referensi, seperti dilansir Menshealth.
Melakukan gym sendiri
Berolahraga dengan lawan pasangan memang memberi efek luar biasa, tapi saat hubungan tak baik hal itu akan memengaruhi olahraga Anda. Selain itu, berolahraga sendiri juga lebih produktif ketimbang bersama pasangan Anda. Jadi, siapkah lagu kesukaan Anda dan berolahraga di gym sendiri.
Membakar keringat di atas ranjang
Stres yang ada di kehidupan pernikahan, seperti mencukupi kebutuhan anak, bayar rumah dan lainnya bisa memudarkan keinginan berolahraga Anda. Terlebih, semakin lama Anda dengan pasangan kian Anda lebih sedikit mengurang stres, menurut sebuah studi dari University of Chicago. Meski begitu, ada alasan yang bisa meningkatkan hasrat seksual Anda, yakni pria membakar rata-rata 100 kalori saat melakukan hubungan seks. Atau membakari 4.2 kalori permenit, menurut sebuah studi dari University of Quebec.
Memakai uang dengan bijaksana
Setelah menikah, saat memesan makanan secara natural kita akan memesan banyak makanan. Tak ayal itu bisa menguras isi dompet bila tak menyiasatinya. Bahkan, hal itu bisa menyebabkan tubuh mengalami obesitas. Bila Anda mencoba untuk mencegah hal itu, cobalah trik dengan membawa uang tunai saat pergi dinner dengan istri. Ya, sebab studi Cornell University menemukan bahwa orang-orang menghabiskan 43 persen lebih sedikit uangnya, saat mereka menggunakan uang kertas untuk alat bayar ketimbang kartu kredit. Hal itu bisa terjadi karena, secara psikologis membayar dengan uang yang kita pegang lebih "terasa" mengeluarkan uang ketimbang hanya menggesekan kartu plastik.
(ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.