REMAJA yang tidak sarapan atau hanya makan dan minum sesuatu yang manis saat sarapan lebih berisiko mengalami sindrom metabolik di kemudian hari. Apa pasal?
Kemungkinan berkembangnya sindrom metabolik -sekelompok kondisi termasuk tingkat tinggi trigliserida, tekanan darah tinggi, kadar glukosa tinggi dan obesitas meningkatkan risiko stroke dan diabetes pada 27 tahun kemudian. Hal ini lebih berisiko tinggi pada remaja yang sering melewatkan sarapan, seperti ditemukan peneliti dari Umea University.
"Penelitian lebih lanjut diperlukan bagi kita untuk dapat memahami mekanisme yang terlibat dalam hubungan antara sarapan minim dan sindrom metabolik, tapi hasil kami dari orang-orang dari beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa minim sarapan dapat berefek negatif pada regulasi gula darah,"ujar peneliti studi Maria Wennberg.
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Public Health Nutrition didasarkan pada data dari 889 orang yang merupakan bagian dari warga Swedia Utara. Peserta penelitian menjawab pertanyaan ketika mereka berusia 16 tahun tentang kebiasaan sarapan mereka, dan kemudian ditindaklanjuti lagi ketika berusia 43 tahun untuk melihat apakah mereka telah mengembangkan sindrom metabolik.
Pada akhir masa studi, 27 persen dari peserta telah mengembangkan sindrom metabolik. Para peneliti menemukan hubungan antara minim sarapan saat remaja dan insiden sebanyak 68 persen lebih tinggi dari sindrom metabolik pada akhir masa tindak lanjut, seperti dilansir Huffington Post.
Sebelumnya, sebuah penelitian yang dilakukan para peneliti di University of Colorado School of Medicine di Aurora menunjukkan bahwa melewatkan sarapan bisa merugikan wanita yang kelebihan berat badan, dalam hal ini tampaknya menginduksi sementara resistensi insulin-faktor risiko diabetes. (ind)