Staf dari lembaga bantuan medis 'Doctors without Borders' membawa mayat seorang pasien yang meninggal karena virus yang menyebabkan pendarahan, di pusat perawatan virus Ebola di Guekedou, Guinea, Afrika (1/4). Wabah virus yang menjangkiti Guinea memiliki kemiripan gejala dengan Ebola. (SEYLLOU/AFP/Getty Images)
TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wabah Ebola di Arika Barat telah merenggut 467 nyawa di tengah meningkatkan kegawatan pagebluk ini di tiga negara yang melaporkan kasus, yakni Guinea, Liberia, Sierra Leone.
Mengutip Al Jazeera, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, 1 Juli 2014, WHO menyebutkan, jumlah ini meningkat tajam sejak pekan lalu yang mencapai 367 kematian. Dan angka ini lebih tinggi dari wabah Ebola paling mematikan yang pernah tercatat pada tahun 1995 lalu yang menewaskan 254 orang di Kongo.
Sementara itu, laporan WHO juga menyebut setidaknya sudah 759 orang yang telah terinfeksi penyakit ini. Namun jumlah ini masih bisa bertambah mengingat banyaknya kasus yang tidak dilaporkan. (Baca: Kasus Virus Ebola Meningkat di Afrika)
Laporan ini muncul dalam pertemuan khusus di Ghana pada 2-3 Juli kemarin. Pertemuan ini membahas cara terbaik untuk mengatasi masalah secara kolektif dan mengembangkan rencana respons operasional. (WHO: Kami Akan terus Berantas Ebola di Afrika)
Virus ini menyebar dalam darah dan melumpuhkan sistem kekebalan tubuh. Ebola sering ditandai oleh demam mendadak, kelemahan yang intens, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan. Gejala ini diikuti dengan muntah, diare, ruam, gangguan fungsi ginjal serta hati, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan internal ataupun eksternal seperti dari hidung atau melalui urine. (Baca: Delapan Fakta Virus Mematikan Ebola)
ANINGTIAS JATMIKA | AL JAZEERA
Terpopuler
Wajah Tirus Aurel Hasil Siasat Gaya Dandan
Enam tanda Kesehatan Anda Bermasalah
Banyu Biru, Tidak Pernah Temui Orang Lemas Saat Puasa