Pages

Kamis, 10 Juli 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Food is Your Best Medicine

The natural approach to cancer, heart disease, obesity, and other chronic conditions.
From our sponsors
Kalau Sudah Ekstrem, Gemuk Bisa Lebih Bahaya dari Rokok
Jul 10th 2014, 08:00

Jakarta, Obesitas dapat membuat hidup seseorang pendek akibat risiko serangan stroke yang tinggi. Kini sebuah studi dari Amerika Serikat membuktikan bahwa obesitas ekstrem lebih mematikan dari rokok.

Analisis yang telah dipublikasikan di jurnal PLOS Medicine tersebut adalah studi terbesar yang pernah dilakukan berkaitan dengan efek obesitas dengan tingkat kematian. Studi menunjukkan kelompok umur dengan tinggi rata-rata namun kelebihan berat 45 kilogram atau lebih, resiko meninggal datang 6,5 tahun sampai 13,7 tahun lebih cepat dibandingkan dengan kelompok umur dengan berat normal.

Studi didasari oleh 20 studi besar lainnya yang dilakukan di Amerika Serikat, Sweeden, dan Australia. Studi meneliti data pada 9564 orang dewasa dengan obesitas ekstrim dan 304.011 dari berat badan normal.

Seseorang dikatagorikan obesitas jika nilai body mass index (BMI) ada pada angka 30 atau lebih. Ekstrem obesitas adalah seseorang dengan BMI 40 atau lebih. Menurut penelitian, secara keseluruhan total resiko kematian akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan BMI. Kebanyakan resiko kematian datang akibat serangan jantung, kanker dan diabetes.

Studi menunjukkan orang-orang dengan BMI 40 hingga 44,9 kehilangan rata-rata 6,5 tahun hidup. Orang dengan BMI 45 hingga 49,9 kehilangan rata-rata 8,9 tahun hidup. Orang dengan BMI 50 hingga 54,9 kehilangan rata-rata 9,8 tahun hidup mereka, sedangkan orang dengan BMI 55 hingga 59,9 rata-rata kehilangan 13,7 tahun hidupnya. Dibandingkan dengan orang merekok yang kehilangan rata-rata 8,9 tahun harapan hidup, orang obesitas dengan BMI 55 ke atas lebihbanyak kehilangan harapan hidup.

Menurut Dr Lee Kaplan, direktur weight center di Massachusetts General Hospital mengatakan penemuan kalkulasi tersebut sepertinya tidak akan membuat seseorang dengan obesitas untuk menguruskan dirinya.

"Saya tidak yakin bahwa orang dengan obesitas tidak mengurangi berat badannya hanya karena kurang kemauan saja. Akan tetapi ini dapat membantu masyarakat mengubah cara hidup yang dapat mengarah ke obesitas secara keseluruhan dan juga menggalakkan program untuk mengobati obesitas," tutup Kaplan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10/7/2014).

Di Amerika Serikat, 36 persen orang dewasa mengalami obesitas menurut Pusat Nasional Statistik Kesehatan Amerika. Sementara itu berdasarkan data dari studi-studi sebelumnya, sekitar 30% masyarakat dunia mengalami obesitas.

(up/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
145809_480513241.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions