Peroleh Gelar Doktor Dengan Disertasi Berjudul `Peran Faktor Pertumbuhan pada Platelet Rich Fibrin Matrix dan Platet Rich Plasma Autologus terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka Tandur Kulit`
Liputan6.com, Jakarta Dalam ilmu kedokteran, tandur kulit atau skin graft biasa dipakai untuk menutup suatu luka. Tandur kulit akan dipakai pada luka yang tidak bisa menutup langsung, dan dapat memilih kulit dari daerah lain. Misalnya, luka yang terdapat di bahu dapat ditutup dengan kulit yang diambil dari paha si pasien.
Namun yang menjadi masalah, penyembuhan luka menggunakan tandur kulit terkadang tidak dapat berjalan optimal. Sebab, tandur kulit merupakan jaringan mati dan akan hidup bila tandur kulit mendapatkan makanan dari tempat di mana ia diletakkan. Sehingga, ketika tandur kulit ditempelkan, dia akan mendapatkan aliran darah atau supply dari tempat dia diletakkan.
Maka itu, untuk mengoptimalkan penyembuhan luka dibutuhkan pemberian Platet Rich Fibrin Matrix (PRFM) atau Platet Rich Fibrin (PRP) yang merupakan faktor pertumbuhan.
"Karena ternyata, dua persediaan ini merupakan preparat dari trombosit otologus yang berasal dari darah sendiri. Trombosit itu diketahui merupakan faktor pertumbuhan. Jadi, dia akan mengeluarkan faktor pertumbuhan ketika dia teraktivasi," kata dr. Mirta Hediyati Reksodiputro, SpTHT-KL(K) saat diwawancarai Health Liputan6.com di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada Kamis (3/7/2014)
Staf Divisi Plastik Rekonstruksi Departemen THT-KL Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI) yang baru saja memperoleh Gelar Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran, menjelaskan, PRFM merupakan generasi terbaru konsentrat trombosit yang persiapannya sederhana tanpa bahan biokimia seperti bovine thrombin.
Dalam Disertasi berjudul `Peran Faktor Pertumbuhan pada Platelet Rich Fibrin Matrix dan Platet Rich Plasma Autologus terhadap Percepatan Proses Penyembuhan Luka Tandur Kulit`, Mirta menguraikan, Dohan et al melaporkan hasil penelitian teknologi fibrin dan evaluasi biokimia fibrin adhesives, concentraterd PRP, dan platet ric fibrin. Ketiga macam fibrin tersebut, sangat tergantung pada polimerisasi artifisial (menempel dengan kondisi kurang melekat), seperti penggunaan massive bovine thrombin (yang berasal dari trombin sapi).
"Kalau ada satu luka memakai metode ini dan ditambah PRFM atau PRP maka proses penyembuhannya diharapkan jauh lebih baik. Karena, prosesnya melalui berbagai macam proses untuk luka berjalan normal cukup banyak," kata dia menambahkan.
Lebih lanjut dalam disertasinya ia menjelaskan, PRFM merupakan polimerisasi fibrin secara lambat dalam PRP sehingga struktur PRFM menyerupai fibrin natural, yang berperang meningkatkan migrasi sel, proliferasi sel dan pembentukan sikatriks.
Pada proses ini, jelas Mirta, seluruh trombosit yang berada pada PRP, akan diendapkan di antara serat fibrin PRFM. Sehingga diharapkan kadar faktor pertumbuhan dalam PRFM setara dengan PRP.
Biasanya, metode ini akan digunakan pada kondisi di mana pasien menjalani operasi rekonstruksi, paska tumor, atau luka yang tidak dapat ditutup langsung dan membutuhkan kulit dari tempat lain yang ditempatkan pada luka tersebut.
(Gabriel Abdi Susanto)
