VIRUS Ebola tengah menjadi perhatian publik mancanegara. Pasalnya, virus yang tadinya ada di Benua Afrika ini kini sudah mulai menyebar bahkan hingga ke Amerika Serikat.
Istilah virus Ebola awalnya berangkat dari demam berdarah Ebola atau Ebola haemorrhagic fever. Nama tersebut, menurut Profesor Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, kemudian diganti menjadi virus Ebola atau Ebola Virus Disease (EVD) sesuai dengan ICD-10. Virus Ebola juga disebut demam berdarah viral dan merupakan salah satu penyakit akibat virus yang paling mematikan bagi manusia.
"Virus Ebola pertama kali muncul pada tahun 1976 dengan nama wabah Ebola demam hemorrhagic di Zaire dan Sudan. Strain Ebola yang pecah di Zaire (sekarang negara Demokratik Kongo-red) memiliki salah satu tingkat fatalitas kasus tertinggi dari virus patogen manusia, sekitar 90%," katanya, seperti dikutip dari rilis yang diterima Okezone, Senin (4/8/2014).
Lebih lanjut, virus tersebut diakui pertama kali pada 1976 di sebuah rumah sakit misi yang dijalankan oleh biarawati Flandria. Virus Ebola sendiri sejauh ini memiliki lima spesies, yakni Bundibugyo, Pantai Gading, Reston, Sudan, dan Zaire.
"Spesies Bundibugyo, Sudan, dan Zaire adalah spesies yang dikaitkan dalam wabah besar virus Ebola di Afrika yang menyebabkan kematian pada 25 sampai 90% kasus klinis," tambahnya.
Penularan virus Ebola, yakni melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, dan jaringan yang terinfeksi. Virus tersebut juga terjadi pada hewan liar yang terinfeksi sakit atau mati.
"Hewan yang bisa tertular yakni simpanse, gorila, monyet, antelop hutan, dan kelelawar buah," terangnya. (Baca: Cara Virus Ebola Menyebar ke Tubuh)
Terpenting harus dicatat, imbuh Prof Tjandra, kasus EVD dapat menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Pasalnya, penyakit ini berpotensi menyebar dan memiliki angka kematian tinggi, yaitu mencapai 90%.
Sampai saat ini, kejadian luar biasa EVD merupakan peristiwa yang jarang terjadi. Akan tetapi, virus demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian khusus dalam International Health Regulation. (fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.