INFEKSI baru HIV di kalangan pengguna napza suntik sudah mulai menurun, berdasarkan data IBBS (Integrated Biological-Behavioral Surveillance) pada 2007 dan 2011. Namun, infeksi baru HIV justru terus meningkat pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) dan mereka yang berisiko tinggi.
Hal ini seperti disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi, Sp. A, MPH. Menurutnya, infeksi baru HIV pada pengguna narkoba suntik sudah mulai menurun, tapi pada LSL alias gay semakin meningkat.
"Pada tahun 2007 dan 2011 dilakukan survei di tempat yang sama, terlihat prevalensi pada pemula yaitu orang-orang berusia di bawah 20 tahun ternyata pada pengguna narkoba suntik sudah menurun, pekerja seks tidak langsung menurun, pekerja seks langsung meningkat sedikit, tetapi waria dan LSL semakin banyak," katanya pada konferensi pers di Ruang Mahar Mardjono, Gedung Adhyatma Kementerian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2014).
Sedangkan, berdasarkan data IBBS di tahun 2009 dan 2013 di lokasi berbeda, terlihat bahwa infeksi baru HIV pada pekerja seks menurun. Tetapi, infeksi baru HIV pada LSL masih meningkat (2,5-7,4), dan hal tersebut juga terjadi pada usia di bawah 20 tahun.
Tentu saja, dengan melihat usia yang masih sangat muda tersebut, Nafsiah merasa risau. Dia begitu heran mengapa generasi muda tidak mau berperilaku aman, begitu pula pada LSL dan waria. (Baca: Menkes Bertekad Tak Satu pun Bayi Lahir Positif HIV)
"Ini yang merisaukan saya, kenapa yang muda-muda tidak mau berperilaku aman? Begitu juga dengan waria dan LSL. Memang, mulainya prevalensinya rendah tetapi di sini kita lihat meningkat. Nah, berarti ini yang belum memakai kondom, yakni waria dan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki yang tidak memakai kondom sehingga penularannya masih meningkat," tutupnya.
(fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.