PENYAKIT Ebola memiliki gejala seperti flu. Meski bisa menimbulkan gejala hemoragik ekstrem, seperti pendarahan dari mata, kondisi tersebut tidak selalu dialami oleh semua penderitanya.
Sebagian orang yang terinfeksi virus Ebola mungkin mengalami gejala berupa perdarahan kecil, perdarahan pada gusi, atau memar. "Bahkan, hanya 20 persen orang memiliki gejala-gejala ekstrem," kata Dr Nahid Bhadelia, M.D., ahli epidemiologi Boston Medical Center dan Direktur Pengendalian Infeksi di National Emerging Infectious Disease Laboratories, Boston University.
Gejala seperti flu biasanya terjadi pada tahap pertama penyakit. Kemudian, muncul rasa nyeri dan gejala yang lebih parah, seperti muntah, diare, dan tekanan darah rendah. Perdarahan ekstrem terjadi menjelang akhir penyakit. (Baca: Ancaman Virus Ebola)
Orang-orang yang meninggal karena infeksi virus Ebola biasanya berakhir karena kegagalan multiorgan dan syok. "Syok terjadi karena perdarahan pada bagian tubuh yang berbeda dan darah yang bocor dari pembuluh darah. Bahkan, jika Anda tidak mengalami fitur hemoragik, Anda masih bisa mengalami bocor darah," tambah Bhadelia, seperti dilansir Huffingtonpost, Senin (4/8/2014).
Gejala Ebola biasanya terjadi 4-9 hari setelah pemaparan, dengan masa inkubasi hingga 21 hari. Pada hari pertama hingga ketiga (hari-hari pertama penyakit), pasien mengalami gejala seperti flu dan merasa lemah. Sekira hari 4-7, penderita juga akan mengalami muntah, diare, mual, tekanan darah rendah, sakit kepala, dan anemia. Dan, pada hari 7-10, pasien akan mengalami perdarahan (eksternal dan internal) hingga menyebabkan koma, syok, dan kematian. (Baca: Virus Ebola Mampu Tembus Pertahanan Tubuh)
(fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.