Los Angeles, Saat mengenyam pendidikan dokter, Gerald Karpman diajari bahwa kerusakan yang terjadi akibat serangan jantung bersifat permanen. Akan tetapi Karpman tak pernah menyangka akan mengalami kondisi serupa beberapa tahun kemudian.
Pagi itu, Karpman tengah duduk di depan komputer di rumahnya. Tiba-tiba ada rasa nyeri yang 'menendang' dari dalam dadanya.
"Hanya dalam waktu 30 detik, saya merasakan ketidaknyamanan yang ekstrim. Saya tak bisa duduk diam, bahkan untuk berkendara ke rumah sakit. Saya tak bisa mengenakan sabuk pengaman, bahkan sakitnya melebihi batu ginjal yang dulu pernah saya alami," kisah Karpman seperti dikutip dari CNN, Minggu (13/7/2014).
Beruntung Karpman bisa sampai ke Los Robles Hospital and Medical Center, Thousand Oaks tepat waktu. Tim dokter segera menggunakan stent untuk membuka arteri dalam jantungnya dan menyelamatkan nyawa pria malang itu.
Namun ketika memasuki masa pemulihan, ia tak kuasa menerima kenyataan pahit bahwasanya hampir 20 persen otot jantung Karpman telah mati karena kehabisan oksigen.
Ukuran kemampuan jantungnya untuk memompa pun berada di bawah rata-rata. Yang seharusnya berkisar antara 55-70, jantung Karpman hanya sanggup mencapai poin 30. Bahkan kerusakan itu menyebabkan Karpman berisiko tinggi mengalami gagal jantung.
Hampir tak ada harapan, Karpman mendengar di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles ada seorang ahli jantung yang sedang melakukan percobaan untuk membantu pasien seperti Karpman.Next
(
lil/up)