TEMPO.CO, Chicago - Berjalan cepat dan teratur ternyata dapat memperlambat proses menyusutnya otak dan mental pada pasien Demensia atau orang tua yang memiliki ingatan lemah. Ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburgh.
Penelitan terbaru terhadap pria dan wanita berusia 60-80 thaun menunjukkan, bahwa berjalan kaki selama tiga kali seminggu dapat meningkatkan daya tampung otak, terutama mengenai perencanaan dan ingatan selama setahun. (Baca : Olahraga pada Lansia Jauhkan Penyakit Serius)
Berjalan cepat dan teratur dapat membuat bagian otak yang disebut Korteks Prefrontal dan Hipokampus meningkat volumenya hingga 2-3 persen. Jumlah meningkatnya volume otak ini, dianggap mampu mengimbangi penyusutan otak yang memiliki persentasi yang tidak jauh berbeda. (Baca : Kuasai Dua Bahasa Bisa Cegah Demensia)
" Ini mungkin terdengar seperti jumlah yang sederhana tapi itu benar-benar seperti membalikkan jam usia sekitar satu hingga dua tahun , " kata Profesor Kirk Erickson, Ahli Syaraf di University of Pittsburgh, Senin 17 Februari 2014.
Menurut Erickson, orang - orang yang menjadi subjek penelitian ini memiliki nilai yang lebih tinggi dalam menjalani tes memori spesial. Mereka juga dilaporkan memiliki kewaspadaan mental yang lebih baik. "Ya, mereka merasa jauh lebih baik dan lebih bersemangat, istilahnya penelitian ini bermanfaat untuk fungsi kognitif mereka," katanya.
Erickson merekrut lebih dari 100 orang dewasa yang melakukan sedikit latihan dalam kehidupan sehari-hari. Setengah dari mereka secara acak ditugaskan berjalan selama 30 sampai 45 menit tiga hari seminggu . Sedangkan sisanya, dengan jumlah waktu yang sama hanya melakukan latihan peregangan.
Hasil medis menunjukkan terdapat sedikit peningkatan dalam otak pada dua kelompok tersebut. Hanya saja, efek lebih besar terjadi pada pejalan kaki dibandingkan yang hanya melakukan peregangan saja. "Dengan jumlah intensitas yang sederhana, berjalan kaki dapat meningkatkan ukuran otak yang biasanya memburuk dan muncul melalui keluhan kognitif," kata Erickson.
Menurut Asosiasi Alzheimer Internasional terdapat 44,4 juta orang di seluruh dunia yang mengalami Demensia atau pengerutan otak. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah menjadi 75,6 juta pada tahun 2030.
GUARDIAN | CHETA NILAWATY
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.