Pages

Jumat, 07 Februari 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Ready to move beyond the basics?

Enroll in this advanced DSLR course to explore more creative scenarios, image editing, and videography.
From our sponsors
Anak Obesitas Bisa Dipicu Perilaku Orang Tua
Feb 7th 2014, 02:00

Berita Terkait

TEMPO.CO, New York - Orangtua yang mempunyai anak-anak kelebihan berat badan atau obesitas, seringkali berpikir bahwa anak mereka lebih langsing dibandingkan yang sebenarnya. Demikian diungkapkan hasil kajian beberapa penelitian terdahulu. Dalam 69 kasus yang melibatkan lebih dari 15 ribu anak-anak, para ilmuwan menemukan banyak orangtua dengan anak yang kelebihan berat badan, berpikir bahwa anak mereka hanya sedikit kelebihan berat badan. Orangtua lainnya yang mempunyai anak obesitas, berpikir bahwa anak mereka normal.

"Kami tahu bahwa orangtua memegang peranan penting dalam mencegah obesitas pada anak-anak, dan intervensi yang paling sukses adalah yang melibatkan orangtua," ujar Alyssa Lundahl yang mengetuai penelitian ini. Namun, sambung ilmuwan dari University of Nebraska-Lincoln itu, jika para orangtua tak mengetahui bahwa anak mereka kelebihan berat badan atau tidak peduli, maka mereka tak akan melakukan tindakan pencegahan tersebut.

"Penelitian sebelumnya menemukan bahwa ketika persepsi orangtua diperbaiki, mereka mulai melakukan aksi dan mendorong anak-anak mereka untuk menjadi lebih aktif dan kemungkinan mematikan televisi mereka dan bermain di luar rumah," ujar Lundahl seperti dikutip Reuters edisi 4 Februari 2014.

Studi ini melibatkan anak-anak berusia dua tahun hingga remaja. Dalam setiap kasus, para ilmuwan meminta orangtua mengukur anak mereka menggunakan gambar, skala rating atau cara teknis lain. Kemudian mereka mengukur anak-anak tersebut untuk mengetahui yang sebenarnya. Hasilnya, lebih dari separuh yaitu 51 persen orangtua yang anaknya kelebihan berat badan menilai kalau anak mereka normal atau di bawah normal berat badannya atau hanya sedikit kelebihan berat badan.

Sangat mungkin para orangtua dalam studi tersebut ingin menghindari pelabelan atau stigmatisasi anak-anak mereka, ujar Lundahl dan rekan-rekannya. Kemungkinan lain, sambung dia, pemahaman mereka mengenai anak obesitas mengalami distorsi berdasarkan laporan media pada obesitas anak. Para ilmuwan melakukan analisis yang sama untuk melihat 52 studi mengenai sekitar 65 ribu anak berberat badan normal. Mereka menemukan bahwa 14 persen dari para orangtua juga menganggap remeh berat badan anak-anak mereka, dan berpikir bahwa anak mereka tidak kelebihan berat badan.

Menurut Lundahl, dalam riset yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics, orangtua bisa meminta dokter anak mereka untuk mengecek berat tubuh anak tersebut. Namun, menurut Dr. Raquel Hernandez dari All Childrens Hospital di St. Petersburg, Florida, dan Johns Hopkins University School of Medicine, percakapan mengenai berat tubuh memang tak mudah baik bagi orangtua maupun para dokter itu sendiri.

"Orangtua harus lebih open-minded untuk memperbincangkan perasaan mereka atas berat tubuh anak mereka," kata Hernandez yang tidak terlibat dalam riset ini.
Untuk memotivasi para orangtua agar bisa terbuka, sambung Hernandez, perlu dijelaskan mengenai dampak dari obesitas pada anak-anak muda. Pasalnya, anak-anak yang mengalami obesitas akan cenderung tumbuh menjadi orang dewasa yang obesitas jika para orangtua tidak mengubah kebiasaan mereka.

REUTERS I ARBA'IYAH SATRIANI

Berita terpopuler
Tidur Lelap Baik buat Prostat
Studi: Kafein Bisa Mempertajam Daya Ingat 
Banjir Melanda, Ini Penyakit yang Harus Diwaspadai
1 Dari 3 Orang Tidak Mampu Beli Makanan Sehat

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions