JANGAN disangka kafein itu hanya terdapat pada kopi saja. Teh bahkan cokelat, yang digemari anak-anak juga termasuk sumber makanan yang mengandung kafein, loh!
Belum lagi saat ini, banyak makanan anak-anak yang sengaja ditambahkan kopi untuk memberikan cita rasa yang berbeda. Sebut saja biskuit atau kue rasa kopi, donat rasa kopi, atau minuman bersoda yang notabene menjadi makanan dan minuman favorit anak-anak. Orang dewasa saja diminta untuk mengonsumsi terlalu banyak kafein, apalagi anak-anak!
Anak 'Akrab' dengan Kafein
Anak zaman sekarang sepertinya sudah akrab dengan coffee shop. Seperti dilansir dalam sebuah berita, dimana Suri Cruise, gadis kecil anak pasangan Tom Cruise dan Katie Holmes, tampak dijaga seorang pengawal dan pengasuh ketika memasuki sebuah kedai kopi di Vancouver, Kanada. Suri lalu mendapatkan minumannya dan membawanya dengan hati-hati. Sesekali ia meniup kopinya, lalu mengamati orang-orang yang lalu-lalang di sekitarnya, seolah ingin memperingatkan untuk tidak menubruknya dan membuat kopinya tumpah. Melihat gaya Suri saat memesan kopi, terdapat kesan bahwa kopi bukan hal baru untuk anak seusianya.
Tak hanya Suri, anak-anak zaman sekarang pun sudah terbiasa minum atau makan makanan yang mengandung kafein. Baik dengan sengaja atau tanpa disengaja. Di samping banyaknya kedai-kedai kopi yang mudah ditemui oleh anak-anak, makanan anak-anak yang mengandung kafein, atau kebiasaan orangtua yang mengajak serta buah hatinya 'nongkrong' di caffee shop atau minum minuman yang mengandung kafein, sedikit banyak berpengaruh pada pola mengonsumsi makanan/minuman si kecil.
Adapun kandungan yang terdapat dalam kopi dan bisa membahayakan untuk anak-anak adalah zat kafein yang berupa xantine, yaitu zat kimia yang berpengaruh pada metabolisme tubuh. Kafein bukanlah zat yang digolongkan ke dalam makanan atau nutrien, kafein digolongkan dalam kelompok obat. Sehingga harus diperhatikan kandungan yang aman apabila dikonsumsi anak-anak maupun dewasa.
Kadar Aman, Sedang dan Tinggi
Sebenarnya makan makanan yang mengandung kafein boleh-boleh saja asal tidak berlebihan. Menurut dr. Tinuk Agung Meilany, Sp.A(K), BATAS AMAN anak mengonsumsi kafein adalah 35-50 mg/hari. Terkadang kadar tersebut tanpa disadari sudah dipenuhi dari makanan dan minuman pada jajanan anak yang sekarang makin beraneka ragam.
Untuk itu, tidaklah bijak bila Moms masih memberikan secangkir kopi padahal anak sudah mengonsumsi makanan dan minuman lain yang mengandung kafein. Tindakan ini tentunya akan menimbulkan bahaya pada anak. Sebaiknya batasi pemberian makanan atau minuman yang mengandung kafein pada anak, misalnya hanya 1-2 kali dalam satu minggu, seperti dikutip Tabloid Mom & Kiddie.
Umumnya anak-anak mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein berawal dari ikut-ikutan atau mencoba apa yang dikonsumsi oleh orangtua atau temannya (pada anak yang lebih besar atau remaja). Apalagi bisa dikonsumsi dalam berbagai bentuk dan memiliki rasa yang enak, seperti halnya coklat atau minuman soda. Sehingga tanpa disadari anak mengonsumsi kafein dalam jumlah banyak.
Kadar sedang kafein yang dikonsumsi anak-anak bisa meningkatkan mood, atensi dan konsentrasi. Sedangkan kadar tinggi kafein dapat memberikan dampak rasa cemas, mual dan nervous, karena mengalami peningkatan pada tekanan darahnya.
Kafein bekerja pada sistem saraf pusat dan saraf tepi yang mengganggu neurotransmitter, menimbulkan efek adiksi dan toleran serta terdapat efek perubahan gen (polimorfisme) pada kasus sensitif kafein.
Penggolongan gangguan yang dipengaruhi oleh kafein adalah pada fisiologi, perilaku dan psikologi. Sedangkan dampak umum yang bisa terjadi pada anak yaitu gangguan tidur, obesitas dan karies gigi, karena kopi dikonsumsi dari makanan atau minuman yang mengandung gula.
Efek & Bahayanya
Perlu Moms ketahui, anak-anak akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terdiri dari empat golongan utama, yaitu motorik halus, motorik kasar, visual dan bahasa. Salah satu dari empat golongan utama pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut yang mengalami gangguan karena kafein yaitu motorik halus. Kemampuan motorik halus berupa gerakan yang melibatkan otot tubuh yang berkoordinasi dengan jari, tangan dan kaki, bibir, lidah, dan mata dengan koordinator utama adalah sistem saraf. Contoh waktu usia dini adalah kemampuan menjimpit (menjumput), selanjutnya mengenakan pakaian, kemampuan menulis, dan seterusnya.
Gangguan yang terjadi pada motorik halus tersebut disebabkan karena adanya gangguan pada sinap-sinap atau sel-sel saraf pada bagian neurotransmitter di otak anak yang disebabkan oleh kafein.
Jika anak sudah terbiasa mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung kafein, maka anak bisa mengalami insomnia atau gangguan tidur, sehingga ketika anak di sekolah maka anak akan jadi mengantuk. Selain itu proses belajar anak pun akan terganggu, misalnya lambatnya kemampuan menjawab pertanyaan dan lambatnya kemampuan menyerap atau menangkap apa yang diterangkan oleh guru di sekolah sehingga memengaruhi prestasi belajarnya.
Bahkan jika anak mengonsumsi kafein dan berhubungan dengan zat-zat lainnya, maka gangguan di otak akan semakin bertambah. Tidak hanya itu, kesehatan pun akan terganggu seperti, denyut jantung, pembuluh darah akan mengerut dan napas anak akan tersengal-sengal.
Berhubung kafein adalah suatu zat yang juga termasuk dalam golongan obat-obatan, maka akan menimbulkan efek jangka panjang atau kumulatif setelah bertahun-tahun. Efek jangka panjang yang bisa terjadi yaitu kanker dan jantung. Efek negatif kafein yang bisa menghabiskan kalsium dalam tubuh pun bisa membuat anak mengalami osteoporosis. Makanan atau minuman yang mengandung kafein dan bahan lainnya tentunya juga memiliki kandungan energi yang lebih banyak, sehingga anak jadi mengonsumsi energi yang berlebihan dan menyebabkan anak mengalami berat badan berlebih (over weight) hingga obesitas, karena kafein juga terdapat dalam makanan atau minuman yang mengandung lemak.
Sebaiknya Orangtua
Apa yang dilakukan anak tak luput dari peran orangtuanya. Untuk itulah Anda sebagai orangtua harus selektif dalam memilih makanan dan minuman (jajanan) anak. Berikan edukasi kepada anak dengan bahasa yang ia mengerti tentang makanan dan minuman yang sehat untuknya, serta perkenalkan zat-zat yang berbahaya bagi tubuhnya bila mengonsumsi berlebihan. Yang tak kalah penting, berikan contoh dengan tepat dan bijak. Misal, tidak menuju ke coffee shop bila bersama anak-anak, tidak membiasakan minum kopi di rumah atau di depan anak-anak. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.