Florida, AS, Di kelas produksi film, siswi kelas 2 SMP bernama Johanna Lowe (13) ini membuat tugas video kelompok tentang bunuh diri di mana ia menjadi peran utama. Beberapa minggu kemudian, setelah putus dari pacarnya, gadis yang biasa dipanggil Jojo ini gantung diri di lemari.
Menurut pengacara keluarga, Eric Faddis, dalam video tersebut Jojo berpura-pura menenggak pil yang menyebabkan ia overdosis. Namun saat ditemukan gantung diri di lemari, Jojo menggunakan syal warna merah, putih, dan biru untuk mengikat lehernya. Jojo ditemukan meninggal dunia sekitar pukul 08.00 pada 23 November 2010 di rumah sang ibu, Eliette Piorkowski.
Ayah tiri Jojo, Stanley Piorkowski mendobrak pintu kamar Jojo yang terkuci dan menemukan gadis itu tergantung di lemari dengan pisau dapur di dekat kakinya. Peristiwa ini membuat orang tua Jojo mengajukan tuntutan pada pihak sekolah, Seminole County School Board dan guru Jojo, Joseph Fife dengan tuduhan kelalaian. Sebab, menurut orang tua Jojo, mereka belum mendapat pemberitahuan bahwa putrinya akan berperan dalam video tersebut. Eliette baru tahu putrinya berperan dalam video itu setelah teman Jojo memberi tahunya sesaat setelah Jojo meninggal.
"Video sensasional tentang bunuh diri menyumbang secara substansial pada kematian Jojo. Keputusan Anda untuk membiarkan remaja memproduksi video seperti itu sangat keterlaluan dan tidak dapat ditoleransi," tulis Faddis dalam surat yang ditujuan untuk dewan sekolah.
Eliette sangat menyayangkan hidup anaknya harus berakhir dengan cara seperti itu. Padahal, Eliette mengenal Jojo sebagai anak yang periang dan supel. "Sebelum meninggal, di tugas sekolahnya ia menulis ingin jadi tentara dan mengabdi pada negara, lalu ia ingin menikah dan punya dua anak," kata Eliette seperti dilansir Orlando Sentinel, Jumat (7/2/2014).
Menurut Anara Guard dari Pusat Pengembangan Pendidikan di Massachusetts, penelitian akademik menunjukkan ketika orang dewasa berbicara tentang bunuh diri dengan siswa sekolah sebenarnya hal ini akan membantu pemahaman mereka tentang bunuh diri. Tapi, efeknya jadi kurang jelas ketika si anak belum matang secara mental.
Hal serupa diutarakan psikolog klinis Dan Reidenberg yang mengatakan bahwa bunuh diri pada siswa sekolah menengah cenderung memberi rasa lega pada mereka yang tengah memiliki masalah dan berpikir bahwa bunuh diri adalah hal yang bisa dimengerti.
"Sekolah perlu melatih stafnya untuk mencegah tindakan bunuh diri dan bagaimana siswa bisa mendapatkan bantuan ketika mereka punya masalah dengan orang lain sehingga mereka tak perlu berpikir ingin bunuh diri untuk menyelesaikan masalahnya," papar Stephen Roggenbaum, peneliti pendidikan di University of South Florida.
(rdn/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.