Jakarta, Kondisi di sekitar Gunung Kelud yang penuh dengan debu vulkanik membuat banyak penduduk mulai mengalami gangguan kesehatan, mulai dari masalah pernapasan, mata, kulit, hingga imunitas.
"Penyakit yang paling banyak dikeluhkan warga antara lain ISPA, sakit mata, gatal-gatal akibat debu vulkanik, diare, dan dehidrasi," jelas dr M Iqbal El Mubarok, anggota Komite Penanggulangan Bencana (KPB) PB IDI, dalam acara temu media di Sekretariat PB IDI, Jl Samratulangi 29, Jakarta, Senin (24/2/2014).
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) merupakan gangguan yang paling banyak dialami warga korban erupsi, dikarenakan banyak debu yang terhirup sehingga menimbulkan infeksi saluran pernapasan. Menurut dr Iqbal, ISPA terutama banyak menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lebih lemah dibanding orang dewasa.
Selain itu, faktor lain yang memperparah adalah karena menurunnya sistem imun dikarenakan kurangnya waktu istirahat. Apabila imun sudah menurun, maka akan banyak gangguan kesehatan yang bisa terjadi.
Gangguan kesehatan lain yang banyak dikeluhkan adalah gangguan lambung, sakit kepala, pusing, serta demam. Berbagai keluhan ini diperparah oleh ketidakdisiplinan warga dalam menggunakan masker.
"Tetap gunakan masker walaupun debu sudah berkurang. Saya menilai kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker masih minim, karena kurangnya edukasi dan informasi," lanjut dr Iqbal.
Sebagai gerakan moril dan mengedukasi masyarakat, IDI pun sudah membuat 20 buah spanduk yang berisi pesan kesehatan, disertai dengan embel-embel ancaman kesehatan jika warga tidak mau menggunakan masker. Untuk memudahkan komunikasi, spanduk pun ada yang ditulis dengan menggunakan bahasa Jawa.
(mer/vit)