Jakarta, Gagal ginjal memang keadaan yang tidak diinginkan oleh siapapun. Penyakit yang menyerang organ terpenting untuk membuang racun dari dalam tubuh ini selain berbahaya, juga menguras biaya yang tidak sedikit dalam proses pengobatannya. Namun jika penyakit ini terjadi pada anggota keluarga, apa yang akan kita lakukan?
Nurlince Susanti Sianturi mengaku menangis ketika mendengar kabar bahwa ayahnya mengalami gagal ginjal yang sudah tidak bisa disembuhkan. Kejadian ini berlangsung pada tahun 2011 silam.
"Papa waktu itu mual dan muntah-muntah. Lalu dilarikan ke rumah sakit Cikini. Ternyata kata dokter gagal ginjal karena diabetes," ujatnya mengawali cerita ketika ditemui detikHealth pada acara Konfrensi Pers RSCM sukses lakukan 100 transplantasi ginjal dengan teknik laparoskopi dalam 2 tahun di RSCM Kencana, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2014).
Tidak ada peningkatan di RS Cikini, keluarga pun memutuskan untuk membawa sang ayah, Berton Sianturi yang kala itu berusia 52 tahun ke rumah sakit Siloam. Disana, Berton mengalami pembengkakan di daerah wajah dan tangan. Dokter pun menganjurkan untuk melakukan hemodialisis atau cuci darah. Setelah melakukan cuci darah, kondisi Berton memang diakui Nurlince membaik.
"Namun kan nggak bisa sekali. Setelah itu ada cuci darah kedua, ketiga dan seterusnya," ujar perempuan berusia 29 tahun ini.
Setahun lebih melakukan cuci darah, Nurlince mengatakan bahwa semangat hidup ayahnya sudah mengendur. Hal itu disebabkan oleh kondisi tubuh ayahnya yang jika tidak melakukan cuci darah memburuk. Menurut dokter, ada darah atau cairan yang masuk ke paru-paru akibat ginjal ayahnya yang tidak berfungsi. Sehingga ayahnya sering sekali mengeluh sakit dan nyeri pada dadanya.
Tidak tega melihat kondisi ayahnya yang kian memburuk, Nurlince pun mencari jalan lain untuk menyembuhkan ayahnya. Berdasarkan saran dokter, ayahnya harus mendapatkan transplantasi ginjal jika ingin kondisinya membaik. Nurlince pun mencari-cari informasi tentang transplantasi ginjal dari internet.Next
Nurlince dalam jumpa pers di RSCM (Foto: Reza/detikHealth)
(
up/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.