Jakarta, Beberapa saat yang lalu, sebuah studi menemukan pria yang kebanyakan nonton TV berisiko punya sperma lebih sedikit. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Ada beberapa faktor lingkungan yang lebih berpengaruh terhadap jumlah sperma pria.
Studi tersebut menemukan hubungan antara orang yang menonton TV lebih dari 20 jam per minggu dengan kurangnya aktivitas fisik si individu terhadap rendahnya jumlah sperma yang dimiliki tidaklah bersifat langsung.
Faktanya, seperti dikutip dari Foxnews, Minggu (16/2/2014), ada beberapa faktor yang dapat memberikan dampak langsung terhadap tinggi rendahnya jumlah sperma, antara lain:
- Bahan kimia industri seperti benzena, herbisida, pestisida, dan bahan cat tertentu
- Logam berat, terutama timah
- Radiasi atau pancaran sinar X ke area pinggul
- Terpapar panas secara berlebihan, seperti sering sauna atau berendam air panas dan kebiasaan menaruh laptop di pangkuan. Ini akan membuat testikel Anda kepanasan dan mengurangi produksi sperma.
- Kebanyakan bersepeda, karena ini disinyalir dapat merusak sperma.
Kendati begitu, ada juga faktor medis yang dapat mempengaruhi jumlah sperma yang dihasilkan seorang pria, misalkan varikokel atau pembengkakan pembuluh darah yang menuju ke testis.
Infeksi pada alat intim, utamanya akibat serangan penyakit menular seksual seperti chlamydia dan gonorrhea (kencing nanah) juga dapat menurunkan kualitas semen.
(lil/vit)