(ki-ka) Perancang Dian Pelangi, Jenahara dan Ria Miranda dalam pagelaran busana bertajuk The Fashion Moslem Capital di Balai Kartini, Jakarta, 25 Juni 2014. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO , Jakarta: Sejumlah desainer pakaian muslim Indonesia bermimpi bahwa suatu saat negara ini menjadi pusat fashion muslim dunia. Satu di antaranya Dian Pelangi.
Nama Dian Pelangi kian tersohor sebagai produsen pakaian muslim. Pemiliknya, Dian Wahyu Utami, berkali-kali diundang mengikuti peragaan busana di mancanegara. Pada Januari 2014, misalnya, dia tampil dalam Haute Arabia High Tea 2014 di London, Inggris.
Tiga bulan kemudian, London College of Fashion, University of the Arts London, meminta Dian menjadi pembicara diskusi bertema Faith and Fashion. Sebelumnya, beragam gamis rancangan Dian sempat menjelajah ke Australia, Abu Dhabi, Jerman, Hungaria, dan Cek. (Baca: Dian Pelangi Sajikan 'Haute Arabia' ke London)
Perancang busana muslim lain yang juga sedang naik daun antara lain Jenahara, Ria Miranda, dan Nur Zahra. Jenahara, misalnya, meramaikan Bangkok International Fashion Fair dan Bangkok International Leather Fair 2014, juga Hong Kong Fashion Week 2012. Sedangkan Nur Zahra tampil di Tokyo Fashion Week pada Maret lalu. Pendatang baru bermunculan, baik pemain yang membidik segmen menengah atas maupun menengah bawah.
Industri fesyen Tanah Air memang sedang bergairah. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar yakin ceruk bisnis ini masih menganga lebar. Sayang, dia tidak memiliki data statistik yang pasti mengenai jumlah uang yang berputar di sektor ini. (Baca juga:Galeri Pakaian Perancis Luncurkan Koleksi Ramadhan)