Desainer busana Muslim harus inovatif (Foto: Arif/Okezone) SAAT mendengar kata "Bandung", yang terlintas di kepala adalah belanja produk-produk fashion, terutama busana Muslim. Saking banyaknya desainer busana Muslim bermunculan di Bandung, Malik Moestaram memiliki pesan khusus.
Bandung gudangnya factory outlet. Produk fashion dari ujung rambut hingga ujung kaki bisa ditemukan di Kota Kembang. Melihat fenomena ini, desainer Malik Moestaram berpesan kepada para desainer baru untuk memiliki ciri khas dan jangan mencontek ide orang lain. (Baca: Prospek Cerah Bisnis Busana Muslim Anak)
Dengan memiliki ide dan konsep yang matang, busana rancangan para desainer baru akan dilirik banyak orang dan lebih dihargai. Berbeda dengan perancang yang mencontek ide atau hanya mengemasnya sedikit berbeda, yang justru menyebabkan tidak sehatnya persaingan industri fashion lokal.
"Mereka harus punya ciri khas. Jangan sampai ide dan konsep orang lain dipakai dan perubahannya terlihat hanya 10 persen saja, misalnya berbeda bahan dan warna," katanya kepada Okezone saat ditemui di Trans Studio Mall, Bandung, Jawa Barat, Minggu (6/7/2014). (Baca: Pemilu Pengaruhi Tren Busana Muslim Indonesia)
Malik menyarankan para pengusaha mode untuk fokus terhadap segmen pasar yang dituju. Dengan begitu, para desainer baru mampu fokus dengan apa yang dikerjakan.
"Harus paham dulu, pasarnya mau ke mana? Segmennya kelas menengah, atas, atau bawah? Jadi, mereka bisa fokus debgan garis rancangannya," tutup Malik. (Baca: Laku di Pasaran, Desainer Busana Muslim Lakukan Ini!) (ftr)