Status janda dilabel buruk (Foto:Forbes) DI tengah budaya yang semakin berkembang ini, masih ada beberapa masyarakat yang mendiskriminasi wanita berstatus janda. Sebagai sosok wanita tanpa suami, janda kerap mendapatkan cap buruk dari masyarakat.
"Kalau janda asumsinya selalu buruk karena sosok janda dilihat sebagai seorang yang mencari kebutuhan yang belum dipenuhiya," kata psikolog Nella Nella Safitri Cholid kepada Okezone melalui sambungan telefon, belum lama ini.
Psikolog yang berpraktik di Widya Chandra ini menjelaskan bahwa, seorang janda memiliki banyak ruang kosong dari hal yang ia butuhkan seperti dari sisi sosial, ekonomi dan seksual.
" Sebelumnya seorang janda sudah merasakan ada rasa aman, dilindungi, dari segi seksual juga terpenuhi dan dari materi ada yang menanggung," imbuhnya.
Ketika seorang wanita terbiasa mendapatkan fasilitas dan kenyamanan dalam hidup dan ada berpisah dengan pasangan lalu berstatus janda, maka ia akan kehilangan unsur tersebut. Tidak dipungkiri unsur sosial, ekonomi serta seksual menjadi kebutuhannya yang tak bisa terpenuhi lagi.
Maka dari itu, ada fenomena dimana sebagian orang berhati-hati dengan seorang yang berstatus janda, karena stigma janda sendiri sebagai sosok yang mencari kebutuhannya yang tidak terpenuhi.
"Mereka lebih dicemburui, selalu disinggung dengan stigma masyarakat yang buruk," tutup Nella. (ren)