Jakarta, Bagi pengantin baru atau pasangan yang sudah lama menikah, rutin berhubungan intim merupakan suatu keharusan. Namun di tengah bulan puasa, aktivitas ini tentu tak bisa dilakukan sesering di bulan-bulan biasanya. Lalu bagaimana cara menahan hasrat yang satu ini?
"Untuk menahan hasrat bercinta sebaiknya jangan pernah menggunakan obat-obatan penurun libido karena ke depannya akan berakibat berkepanjangan pada kesehatan reproduksi," saran pakar rehabilitasi seksual dr Ferryal Loetan, ASC&T, SpKFR, MKes saat berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (23/7/2014).
Lagipula menahan nafsu birahi, terutama saat beribadah puasa, akan memberikan manfaat tersendiri bagi pasangan. Sebab menurut dr Ferry, ketika nantinya gairah seks tersebut dilampiaskan, semisal setelah berbuka puasa maka yang didapatkan adalah seks berkualitas.
"Kalau keinginan makan dan minum bisa dikelola dan akhirnya dilepaskan, dibebaskan pada saat buka puasa, seharusnya juga keinginan seks itu. Ditahan hanya pada jam puasa dan saat berbuka puasa, seksnya disalurkan sereguler mungkin," imbuh psikolog seksual, Zoya Amirin, M.Psi., saat dihubungi secara terpisah.
Senada dengan dr Ferry, dr Nugroho Setiawan, Sp.And, seksolog dari RSUP Fatmawati Jakarta juga tak sepakat bila pasutri memilih meminum obat penahan nafsu ketika hasrat seksual harus ditahan selama bulan puasa.
"Harus dialihkan dalam kegiatan lain. Misalnya pekerjaan atau mengurus anak-anak. Dengan demikian orang tidak terlalu memikirkan bercinta," ujarnya.
Lantas bahayakah bila pasutri 'dipaksa' menahan hasrat bercinta? dr Nugroho dengan tegas menjelaskan tidak ada mitos-mitos yang benar mengenai menahan nafsu kaitannya dengan bahaya atau gangguan pada kesehatan organ intim.
"Untuk menahan atau menunda bercinta itu tidak berpengaruh apa-apa. Memang manusia seharusnya dapat menahan hasrat untuk bercinta, tidak diperbolehkan pula terlalu sering melakukan itu," tutup Prof Dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS, seksolog dari Universitas Udayana.
(
lil/up)