Jakarta, Potensi seseorang untuk marah, agresif, hingga melakukan tindak kekerasan ternyata bisa juga dipengaruhi faktor gen. Kebanyakan dari orang-orang seperti itu sering lepas kendali. Padahal, kunci utama agar seseorang bisa lebih sabar dalam menghadapi segala sesuatu adalah pengendalian diri.
Tom Denson, profesor psikologi dari University of New South Wales, membuat penelitian untuk melihat kapasitas manusia dalam mengendalikan diri ketika marah. Seperti dilansir ABC Australia, Selasa (1/7/2014), Denson mengemukakan pengendalian diri merupakan sumber daya terbatas yang timbul sebagai dampak dari kemarahan.
"Kami telah menemukan ketika seseorang marah, ia menjadi lebih agresif, dan sebaliknya ketika ia berada di sekitar orang-orang yang baik, orang-orang itu akan memberi mereka dorongan kecil untuk mengendalikan diri dengan memberi cukup makanan dan minuman glukosa, supaya orang yang agresif tidak lagi agresif," katanya.
Selain itu, ternyata ada pula komponen genetik kuat yang memengaruhi agresi seseorang. Gen yang memiliki koneksi kuat untuk agresi adalah monoamine oxidase A (MAOA) dan sering disebut gen prajurit. "Gen ini berfungsi rendah pada kurang lebih 35 persen laki-laki di dunia. Sehingga, menyebabkan peningkatan risiko kekerasan atau agresif," kata Denson.
Ia menambahkan, meski begitu belum tentu semua orang dengan gen prajurit rendah akan mudah melakukan tindak kekerasan karena ada komponen lingkungan yang juga berpengaruh. Jika Anda memiliki gen tersebut dan menerima pola asuh yang cenderung kasar, dikatakan Denson Anda sangat mungkin untuk menjadi orang yang keras.
Denson telah menguji terhadap beberapa laki-laki berperangai lembut dan memiliki gen MAOA lebih rendah maupun lebih tinggi di laboratorium. Denson lantas memprovokasi mereka untuk melihat bagaimana reaksi agresif yang muncul. Hasilnya, orang-orang dengan gen berfungsi lebih rendah benar-benar marah dan agresif.
Bahkan, beberapa orang tidak memiliki kontrol diri yang baik. Otak mereka juga harus bekerja lebih keras untuk memiliki tingkat kontrol yang sama seperti pada orang-orang dengan gen MAOA lebih tinggi. Reaksi agresif dan kontrol diri tidak baik pun makin menjadi jika mereka memiliki masa kecil yang traumatis.
(rdn/up)