Jakarta, Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, asma, dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) memang bersifat kronis dan berkepanjangan. Meski demikian, di bulan Ramadan bukan berarti penyandang PTM tak bisa menjalani puasa dengan lancar kan?
Kepala Balitbangkes Kemenkes RI, Prof Tjandra Yoga Aditama ada beberapa hal yang bisa dilakukan penyandang PTM agar tetap bugar dan sehat selama berpuasa. Pertama, saat berbuka puasa minumlah air putih dan konsumsi makanan manis yang berasal dari buah-buahan, kurma dan lain-lain.
Kemudian, saat berbuka dan sahur, hidangan minimal mengandung salah satu jenis dari empat kelompok makanan yaitu makanan pokok seperti beras, jagung, roti, ubi; lauk-pauk seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, ayam, susu dan hasil olahannya; sayur; dan buah.
"Khusus untuk buah, makan 1 kali atau 1 porsi lagi setelah shalat tarawih atau menjelang tidur. Hindari makanan yang terlalu asin dan berlemak serta jangan lupa perbanyak minum air putih 8-10 gelas mulai buka puasa sampai waktu sahur," kata Prof Tjandra dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Rabu (2/7/2014).
Prof Tjandra mengingatkan usahakan jangan merokok saat berbuka puasa dan waktu sahur. Apalagi, bulan Ramadan merupakan saat yang tepat untuk berhenti merokok. Sehingga, pada bulan-bulan berikutnya akan lebih mudah meninggalkan kebiasaan itu. Kemudian, Prof Tjandra juga mengimbau agar aktivitas fisik atau olahraga tetap dilakukan semampunya supaya tubuh tetap bugar. Olah raga bisa dilakukan di pagi hari atau sesudah berbuka.
"Tetapi berbukanya tidak dengan makanan terlalu berat dulu. Saat berbuka minumlah air, makan kurma dan buah-buahan. Lalu jangan konsumsi minuman beralkohol dan atasi stres. Caranya, dengan memperdalam agama dan memperbanyak ibadah," tutur Prof Tjandra.
Rutin mengontrol tekanan darah bagi penyandang hipertensi dan gula darah bagi diabetesi juga harus dilakukan. Selain itu, penting pula mengenali tanda-tanda penyakit, baik hipertensi, hipoglikemi dan gejala penyakit tidak menular lainnya.
"Kenali juga tanda-tanda kegawatdaruratan penyakit tidak menular yang mungkin terjadi. Bila diperlukan obat-obatan, minum secara teratur sesuai anjuran dokter," pungkas Prof Tjandra.
(rdn/up)